Sebuah cara mencerdaskan bangsa dan membuka mata melihat realita yang ada. tulisan di http://www.itb.ac.id/news/2666.xhtml
BANDUNG, itb.ac.id- Pemanasan global telah menjadi sebuah masalah lingkungan yang sedang disoroti oleh dunia. Hal ini dikarenakan sebagian besar bahan bakar yang dibuat oleh manusia selain menghasilkan energi juga menghasilkan emisi karbon berbahaya yang menyebabkan pemanasan global. Fasilitas umum yang bekerja sepanjang hari juga memakai bahan bakar yang menghasilkan emisi berbahaya, sehingga dapat dipastikan sumbangan emisi berbahaya dari fasilitas umum cukup besar. Salah satu alternatif energi adalah sel surya, yang ramah lingkungan dan tak menghasilkan emisi karbon.
Unit kajian ShARE yang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan Keilmuan KM ITB , Sabtu (12/12/09), menyelenggarakan presentasi terbuka "Sel Surya sebagai Energi bagi Fasilitas Umum" di ruang 29 Campus Center Barat ITB. Pembicara yang dihadirkan adalah Perwakilan Energi Network dari ShARE, Adrian Ashari.
Indonesia yang berada di garis ekuator memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan sel surya sebagai energi alternatif untuk fasilitas umum, karena matahari menyinari daerah ekuator sepanjang tahun. Selain itu panel surya yang fleksibel dapat didesain sesuai yang dibutuhkan oleh fasilitas umum tersebut. Perkembangan sel surya di Indonesia cukup pesat, dengan angka 60 % per tahun, selain itu PT LEN Industri (Persero) telah memenuhi 6 MW dari target 700 MW yang diberikan presiden, dapat dipastikan tahun 2025 Indonesia bisa menggunakan sel surya sebagai energi alternatif bagi fasilitas umum.
Salah satu contoh fasilitas umum yang menggunakan sel surya adalah lampu jalan. Lampu jalan yang dibuat oleh PT LEN Industri (Persero) ini memiliki nilai investasi Rp 15.000.000/ lampu jalan, dengan efesiensi 14% dan memiliki waktu kerja hingga 20 tahun.
Sel surya memang menjadi alternatif energi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan pemanasan global. Kendati demikian, dalam pengembangan sel surya pun mengalami masalah, di antaranya adalah Indonesia sebagai negara berkembang harus berinvestasi lebih besar, selain itu hanya beberapa fasilitas umum tertentu yang mendapat cahaya matahari langsung yang bisa menggunakan sel surya sebagai energi.
Sekilas tentang ShARE
ShARE merupakan organisasi di bawah Kementrian Pendidikan dan Keilmuan Kabinet Mahasiswa ITB. Tujuan ShARE tersendiri adalah membagi pengetahuan untuk perkembangan sosial dan ekonomi yang lebih baik. Tujuan inilah yang membuat ShARE tetap berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan KM ITB dan tidak dijadikan unit kegiatan mahasiswa ( UKM).
Organisasi yang memiliki motto "So Are You Dare To Share" ini ternyata memiliki jaringan internasional, negara-negara yang memiliki jaringan dengan ShARE adalah Francis, Jerman, UK, Korea, India, Cina dan sebagainya.
Program internasional pun sering diadakan oleh ShARE, misalnya untuk bulan ini saja ada sebuah konferensi internasional lewat video conference di India. Acara Internasional ini tentunya untuk membicarakan isu-isu yang ada di dunia, dan membagi pengalaman dan pengetahuan.Selain program internasional, anggota ShARE juga diberikan pelatihan-pelatihan softskill seperti wawancara, presentasi, membuat kuisioner. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anggota ShARE. Dengan kemampuan yang ada inilah ShARE ingin berbagi pengetahuan tentang isu-isu yang sedang hangat dibicarakan. [Reporter: Ihsan Budi, Writer: Vernida]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar