Rabu, 08 Desember 2010

Analisis pengenceran Isotop

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Kimia inti atau yang dikenal dengan sebutan kimia nuklir merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu kimia yang bahasan utamanya menyangkut sifat-sifat suatu nukleotida, struktur, energetika, isotop, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan inti suatu atom. Pemanfaatan ilmu ini telah merambah ke berbagai bidang kehidupan seperti kesehatan, industri dan riset kebumian, energi, pangan dan pertanian, ilmu fisika dan kimia, kelautan dan hidrologi, dan lain-lain.
Seiring dengan perkembangan pemanfaatan ilmu nuklir tersebut, para ahli peneliti banyak melakukan penemuan isotop-isotop yang berguna aplikasinya dalam banyak bidang kehidupan. Oleh sebab itu diperlukan metode atau teknik yang handal guna menentukan kadar suatu isotop dalam sampel. Teknik ini dinamakan teknik analisis pengenceran isotop.
Analisis pengenceran isotop merupakan teknik untuk menentukan kadar suatu zat dalam sampel dengan cara pengenceran dan penambahan zat radioaktif atau isotopnya. Analisis ini berdasarkan pada suatu komponen yang telah diketahui aktivitas jenisnya. Penentuan kuantitatif senyawa dalam campuran yang rumit dapat dilaksanakan dengan menambahkan senyawa bertanda dengan keaktifan jenis dan jumlah yang diketahui dengan teliti. Untuk maksud ini harus digunakan senyawa bertanda dengan sifat yang identik dengan senyawa yang akan ditentukan. Bila senyawa yang akan ditentukan dapat dipisahkan dalam keadaan murni, tetapi tidak perlu diperoleh hasil pemisahan yang kuantitatif, maka kadar senyawa yang dimaksud dapat ditentukan dengan membandingkan keaktifan jenis sebelum dan sesudah pemisahan.
Oleh karena itu, perlu adanya ulasan khusus mengenai analisis pengenceran isotop. Hal ini perlu dilakukan agar kadar suatu zat dalam sampel dapat diketahui dengan mudah serta aplikasinya tidak membahayakan bagi peneliti, pengguna, maupun penggelut di bidang kimia nuklir.

1.1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan itu, maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana metoda dan proses penentuan kadar suatu zat dengan menggunakan analisis pengenceran isotop sehingga keuntungannya dan kegunaannya dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan?.

1.2 Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan dikaji hal-hal berikut:
1. Radiokimia.
2. Isotop.
3. Analisis dalam radiokimia.
4. Pengenceran isotop.
5. Analisis pengenceran isotop yang meliputi definisi, metoda, proses, kegunaan, aplikasi, keuntungan, dan cara penentuan kadar suatu sampel.

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui analisis pengenceran isotop yang menyangkut definisi, metoda, proses, kegunaan, aplikasi, keuntungan, dan cara penentuan kadar dengan menggunakan analisis pengenceran isotop.

1.4 Anggapan Dasar
Menurut Prof. Mr. Ag. Pringgodigdo, anggota IKAPI Yogyakarta, dan Hadyana Pudjaatmaka, analisis pengenceran isotop merupakan teknik untuk menentukan kadar suatu zat dalam sampel dengan cara pengenceran dan penambahan zat radioaktif atau isotopnya.

1.5 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan dalam makalah “analisis pengenceran isotop” ini adalah teknik pengenceran isotop ini banyak digunakan untuk keperluan di berbagai bidang, seperti bidang hidrologi, kesehatan dan nutrisi, geologi, nuklir, dan material, biokimia, serta kimia analitik lingkungan. Hal ini dikarenakan metoda dan prosesnya sangat mudah. Dilihat dari keuntungan dan kegunaannya, maka analisis pengenceran isotop ini banyak diaplikasikan dalam bidang-bidang tersebut.

1.6 Metoda dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metoda
Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan data yang diperoleh dari berbagai rujukan kemudian dianalisis secara berkesinambungan. Jadi, penelitian ini menerapkan metode pendekatan empiris dan rasional.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah :
1. Studi kepustakaan.
2. Metode penentuan informan.

1.7 Sistematika Penulisan
Makalah ini dibagi menjadi empat bab. Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang dan rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, anggapan dasar, hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, serta berisi tentang sistematika penulisan. Pada bab II, diungkapkan tentang tinjauan pustaka yang berisi radiokimia, isotop, analisis dalam radiokimia, dan pengenceran isotop. Bab III merupakan bab analisis pengenceran isotop yang membahas definisi, metoda, proses, kegunaan, aplikasi, keuntungan, dan cara penentuan kadar dengan menggunakan analisis pengenceran isotop. Makalah akan diakhiri pada bab IV dengan penarikan sebuah kesimpulan atas permasalahan yang diangkat dan saran dari permasalahan tersebut.


























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiokimia
Radiokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang gejala keradioaktifan yang ditimbulkan oleh atom yang memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari intinya baik secara spontan maupun buatan. Fenomena keradioaktifan ini pertama kali diamati oleh Henry Becquerel pada tahun 1896. Tipe emisi radioaktif ini ada tiga, yaitu emisi , , dan .
Dalam proses emisi , yang digunakan adalah inti helium. Penggunaan ini dipilih karena sistem ikat yang ketat dan energi kinetik yang dihasilkan dalam emisi ini maksimum.
Contohnya : 88Ra138  86Rn136 + 
Karakteristik dari peluruhan  ini memiliki waktu paruh 1600 tahun dan energi kinetik 4.8 MeV.
Pada proses peluruhan  peluruhan dapat terjadi melalui tiga jalan, yaitu:
n  p + e- ( peluruhan -)
p  n + e+ ( peluruhan +)
p + e-  n ( penangkapan elektron)
Proses pertama disebut peluruhan  negatif atau peluruhan negatron yang melibatkan emisi elektron biasa. Elektron dipancarkan dari inti, terutama oleh inti yang kaya neutron. Emisinya disertai dengan pemancaran antineutrino. Proses kedua, peluruhan  positif atau peluruhan positron yang diemisikan elektron bermuatan positif. e+ dipancarkan dari inti atom, terutama inti yang kaya proton. Emisinya disertai dengan pemancaran neutrino. Dalam proses ketiga atom elektron mengalami gangguan dekat inti sehingga tertelan dan menghasilkan konversi proton menjadi neutron. Modus pengurangan nomor atom Z namun besarnya nomor massa A dipertahankan. Modus ini berkompetisi dengan pemancaran positron. Modus ini disukai jika energi peluruhan < 2mc2.
Emisi radioaktif  analog seperti radiasi transisi X-ray. Waktu paruh biasanya relatif singkat. Partikel ini tidak bermuatan, dan merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang energinya lebih tinggi daripada daerah sinar-X. besarnya energi 0,1 – 10 MeV, rata-rata > 5 MeV. Radiasi terjadi bersama-sama dengan emisi alfa dan beta ketika atom kembali dari keadaan transisi ke keadaan dasar.
Partikel yang terlibat dalam reaksi radiokimia ini terdiri dari proton, neutron, elektron, positron. Ciri dari reaksi radiokimia berbeda dengan reaksi kimia biasa yaitu unsur dikonversikan menjadi unsur lain; proton, elektron, neutron dan partikel dasar lain dapat saja terlibat, reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang sangat besar, laju reaksi biasanya tidak dipengaruhi oleh suhu, katalis dan tekanan.

2.2 Isotop
Isotop adalah bentuk dari unsur yang nukleusnya memiliki nomor atom yang sama - jumlah proton di nukleus, tetapi dengan massa atom yang berbeda karena mereka memiliki jumlah neutron yang berbeda. Kata isotop, berarti di tempat yang sama, berasal dari fakta bahwa seluruh isotop dari sebuah unsur terletak di tempat yang sama dalam tabel periodik. Secara bersama, isotop-isotop dari unsur-unsur membentuk suatu set nuklida. Sebuah nuklida adalah satu jenis tertentu nukleus atom, atau lebih umum sebuah gabungan proton dan neutron. Lebih tepat lagi untuk mengatakan bahwa sebuah unsur seperti fluorine terdiri dari satu nuklida stabil dan bukan dia memiliki satu isotop stabil. Dalam nomenklatur ilmiah, isotop (nuklida) dispesifikasikan berdasarkan nama unsur tertentu dan jumlah nukleon (proton dan neutron) dalam nukleus atom (misal, helium-3, karbon-12, karbon-14, besi-57, uranium-238). Dalam bentuk simbolik, jumlah nukleon ditandakan sebagai sebuah prefik naik-ke-atas terhadap simbol kimia (misal, 3He, 12C, 14C, 57Fe, 238U).
Berdasarkan aktivitasnya, isotop terbagi dua yaitu isotop stabil dan isotop radioaktif. Dalam penyimpanannya, isotop stabil biasanya diberi identitas kotak berwarna abu sebagai penanda bahwa isotop itu stabil. Label itu harus memuat informasi lambang atom, nomor massa, persen kelimpahan, dan massa isotpnya. Isotop radioaktif, selain alami ditemukan di alam, ternyata juga bisa didapatkam melalui buatan.

2.3 Perunut
Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikatan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu, baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau.
Teknik perunut ini dapat diaplikasikan apabila dalam kondisi dimana ada suatu aliran populasi masa. Selain itu agar teknik perunut ini dapat secara sempurna diaplikasikan maka perlu dipenuhi beberapa persyaratan lain, misalnya bahwa bahan perunut yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat dan berkelakuan sama dengan bahan dari populasi masa yang diselidiki namun mempunyai identitas khusus dimana bahan perunut tersebut harus dapat dideteksi dengan suatu alat deteksi.
Perunutan merupakan suatu proses pemanfaatan senyawa yang telah ditandai dengan isotop atau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem biologi/mekanik sehingga diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil pengukuran. Teknik perunut dapat menggunakan isotop atau radioisotop.
Dasar aplikasi dari teknik perunut dengan isotop stabil adalah sifat kimia spesifik dari unsur yang digunakan dengan berat molekul yang berbeda. Contoh isotop stabil adalah N-15, Cr-52, C-13, dan lainnya. Alat yang digunakan untuk mengukur isotop stabil seperti mass atomic spektrofotometer , X-ray flourescene (XRF), dan Neutron Atomic Absorbtion (NAA). Sedangkan dasar aplikasi dari teknik perunut dengan radioisotop adalah paparan aktivitas dari masing-masing unsur yang digunakan. Contoh radioisotop adalah C-14, Ca-45, P-32, H-3, dan lainnya. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas paparannya adalah Liquid Scintilation Counter (LSC), Gamma Counter , HPGe, dan lainnya. Dalam aplikasinya, radioisotop dapat dijadikan perunut yang memberi manfaat pada bidang kedokteran, industri, hidrologi, dan bidang lainnya.

2.4 Analisis Dalam Radiokimia
Analisis pengenceran isotop digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dengan cara menambahkan zat radioaktif yang telah diketahui aktivitas jenisnya dan sudah diencerkan ke dalam zat yang akan ditentukan kadarnya. Senyawa yang digunakan memiliki sifat yang identik dengan senyawa yang akan dianalisis. Pada analisis pengenceran isotop, kedalam suatu larutan yang akan dianalisis ditambahkan suatu larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif yang diketahui jumlahnya dan zat yang tidak diketahui. Kemudian zat tersebut di pisahkan, lalu keradioaktifannya ditentukan. Dalam tataran analisis, analisis pengenceran Isotop adalah teknik untuk meningkatkan presisi dan akurasi dari analisis kimia.

2.5 Pengenceran Isotop
Pengenceran isotop adalah pengenceran bahan target yang dilakukan dengan menambahkan isotopnya. Pengenceran isotop digunakan untuk mengurangi cacat radiasi dan analisis yang memanfaatkan perubahan rasio isotop. Untuk mengurangi cacat radiasi akibat penyerapan radioisotop ke dalam tubuh, konsentrasinya diencerkan dengan menyerap isotop stabil dan dikeluarkan dari tubuh. Misal, bila iodium radioaktif diserap ke dalam tubuh maka setelah 24 jam sekitar 20% jumlahnya akan masuk ke dalam tiroid dan sisanya setelah terdistribusi ke seluruh tubuh segera dikeluarkan melalui urin. Bila sebelumnya telah menggunakan iodium stabil maka konsentrasi iodium di dalam tiroid menjadi lebih tinggi dan waktu paro biologisnya menjadi lebih pendek.




























BAB III
ANALISIS PENGENCERAN ISOTOP

3.1 Analisis Pengenceran Isotop
Analisis pengenceran isotop untuk menentukan kadar suatu zat dilakukan dengan cara menambahkan zat radioaktif yang telah diketahui aktivitas jenisnya dan sudah diencerkan ke dalam zat yang akan ditentukan kadarnya. Senyawa yang digunakan memiliki sifat yang identik dengan senyawa yang akan dianalisis.
Pada analisis pengenceran isotop, kedalam suatu larutan yang akan dianalisis ditambahkan suatu larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif yang diketahui jumlahnya dan zat yang tidak diketahui. Kemudian zat tersebut di pisahkan, lalu keradioaktifannya ditentukan.
Dalam tataran analisis, analisis pengenceran Isotop adalah teknik untuk meningkatkan presisi dan akurasi dari analisis kimia. Pertama, jumlah yang diketahui dari suatu isotop ditambahkan ke sampel. Misalnya, untuk menentukan jumlah timbal dalam sampel, diketahui jumlah Pb-204, salah satu isotop timbal, dapat ditambahkan. Kelimpahan isotop alami dari timah adalah 204 (1,8%), 206 (22,1%), 207 (24,2%), dan 208 (52,1%). Komposisi isotop sampel akan sedikit berubah. Kemudian, dengan mengukur isotop masing-masing, jumlah timbal dalam sampel asli dapat dihitung. Dalam khas kromatografi gas analisis, pengenceran isotop dapat mengurangi kesalahan injeksi dari 5% menjadi 1%. Hal ini juga dapat digunakan dalam spektrometri massa (biasanya disebut sebagai pengenceran isotop spektrometri massa atau IDMS), di mana rasio isotop dapat ditentukan dengan presisi biasanya lebih baik dari 0,25%. Sebuah bentuk yang sedikit berbeda dari pengenceran isotop dapat digunakan untuk menentukan komposisi radioaktif sampel. Misalnya dengan menambah jumlah isotop radioaktif dalam sampel dan kemudian perubahan radioaktivitasnya diukur sehingga jumlah isotop dalam sampel asli dapat dihitung.

3.2 Metoda Analisis Pengenceran Isotop
Analisis Uranium dan Thorium dalam Limbah radioaktif dari proses daur bahan bakar nuklir dapat dilakukan dengan pengkajian metode analisis uranium dan thorium dalam limbah radioaktif dari proses daur bahan bakar nuklir. Metode analisis uranium dan thorium dalam pengkajian ini terdiri dari metode Titrimetri, Spektrofotometri UV-VIS, Fluorimetri, HPLC, polarografi, Spektrografi Emisi, XRF, AAS, Spektrometri Alfa, dan Spektrometri Massa. Dari pengkajian ini dapat disimpulkan bahwa untuk analisis uranium dan thorium untuk konsentrasi rendah menggunakan metode Spektrofotometri UV-VIS lebih baik daripada metode Titrimetri. Sedang untuk analisis uranium dan thorium dengan konsentrasi sangat rendah sampai ppb (10-9 bagian) dapat digunakan dengan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN), Spektrometri Alfa, dan Spektrometri Massa. Metode Spektrometri Alfa dan ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry) untuk analisis kandungan isotop uranium dan thorium sangat baik bila dilihat dari aspek ketelitian maupun ketepatan analisis. Perbandingan metode ICP-MS dan Spektrometri Alfa menunjukkan bahwa kedua metode tersebut mempunyai kemampuan untuk menentukan isotop uraranium dan thorium dalam cuplikan limbah dengan hasil yang sangat bagus, tetapi metode ICP-MS memerlukan waktu analisis lebih cepat dan biayanya lebih murah. Metode AAN juga dapat digunakan untuk analisis isotop uranium and thorium, tetapi metode ini memerlukan fasilitas reaktor dan waktu analisis sangat lama. Pada metode titrimetri dan gravimetri ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar analisis dapat dilakukan yaitu :
Metoda Titrimetri :
• Reaksi harus berlangsung sempurna, cepat, dan reversibel
• Menggunakan indikator yang tepat
• Larutan baku harus stabil
Metoda Gravimetri :
• Proses pengendapan harus berlangsung sempurna
• Endapan yang terbentuk tidak larut
3.2.1 Metoda Spektrometri Massa
Analisis isotop dengan metode Spektrometri Massa secara kualitatif didasarkan pada pengukuran massa yang karakteristik untuk setiap isotop. Sedang secara kuantitatif ditentukan berdasarkan pada besarnya intensitas untuk setiap massa yang berbanding lurus dengan konsentrasi isotop suatu unsur. Metoda ini adalah metoda analisis multi unsur dalam suatu bahan dalam tingkat kelumit (tingkat konsentrasi ppb atau kurang). Pada metoda ini, jenis instrumen yang digunakan umumnya adalah Spektrometer Massa Termal Ionisasi, dimana proses atomisasi dan ionisasi atom-atom dengan pemanasan pada suhu tinggi (1500-2000 oC). Prosedur yang umum dilakukan adalah (1). Pelarutan dan pengenceran sampel, (2). Pemisahan kimia (pemisahan U dari unsur-unsur lain dengan penukar ion atau ekstraksi pelarut). Adanya unsur alkali konsentrasi tinggi juga perlu dipisahkan terutama kalium yang dapat membentuk K6 yang akan mengganggu pengukuran 234U dan 236U, (3). Penambahan standar spike bila digunakan teknik pengenceran isotop, (4). Penetesan sampel pada filamen dan pengeringan, selanjutnya sampel siap dianalisis. Spektrometri massa telah dikembangkan dengan teknik atomisasi atau ionisasi yang dilakukan dengan Inductively Coupled Plasma (ICP) sehingga metode ini disebut Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry (ICP-MS). Umumnya metode ICP-MS digunakan untuk penentuan isotop suatu unsur dalam sampel larutan. Walaupun demikian, ICP-MS dapat juga digunakan untuk menganalisis sampel padatan. Untuk penentuan U dan Th (juga Pu) dalam limbah radioaktif dipilih sampel dalam bentuk larutan. Metode ICP-MS tidak menggunakan filamen sehingga lebih murah dari pada metode Spektrometri Massa Termal Ionisasi.

3.2.2 Metoda Spektrometri Alfa
Metode ini pada umumnya menggunakan teknik penyiapan cuplikan yaitu dengan “elektrodeposisi” pada stainless steel yang siap diukur (dicacah) dengan Spektrometer Alfa. Beberapa penelitian pada umumnya berbeda dalam preparasi cuplikan terutama pada cara pemisahan sebelum dilakukan elektrodeposisi. Pemisahan U atau Th dari unsur-unsur lain dapat dilakukan dengan : pengendapan, ekstraksi pelarut, ekstraksi kromatografi, pertukaran ion, dan adsorpsi. Spektometri Alfa telah berhasil digunakan untuk analisis Th dalam bijih bastnaessite. Mula-mula sampel dilakukan pelarutan, kemudian diekstraksi dengan Tri-octhyl-phosphin oxide (TOPO), dilanjutkan pertukaran ion menggunakan resin Dowex 1-X8 untuk memisahkan Ce. Unsur pengganggu dalam analisis ini adalah Ba, Sr, dan Si. Metode ini juga telah berhasil untuk analisis Th dalam batubara dan abu batubara. Sampel dilarutkan dengan HCl dan HF, kemudian diekstraksi dengan eter dan dilanjutkan dengan kromatografi penukar anion. Unsur pengganggu dalam analisis ini adalah U dan Pb. Terhadap ketiga sampel tersebut, metode ini mampu menganalisis Th konsentrasi rendah (0,01- 1%) dengan RSD = 1,3-12% dan kesalahan relatif 5,28- 5,95%. Analisis isotop U dan Th juga Pu telah banyak dilakukan dengan ICP-MS maupun dengan Spektrometri Alfa, baik untuk sampel dari hasil proses fabrikasi bahan bakar dan limbah radioaktif yang ditimbulkan, maupun sampel lingkungan dengan hasil yang memuaskan. Analisis isotop U dan Th dengan metode AAN relatif sama dengan kedua metode tersebut. Kemampuan metode ICP-MS dan Spektrometri Alfa untuk analisis U dan Th (juga Pu) dapat dilihat pada table di bawah ini. Perbandingan metode ICP-MS dan Spektrometri Alfa (Tabel di bawah) menunjukan bahwa kedua metode tersebut mempunyai kemampuan untuk menentuan kandungan isotop U dan Th juga Pu dalam sampel limbah dengan ketelitian, ketepatan dan batas deteksi yang relatif sama baik.
Untuk tingkat konsentrasi yang sama, waktu preparasi sampel juga relatif sama (15 jam dan 15,5 jam), tetapi waktu analisis untuk metode ICP-MS dapat dilakukan lebih cepat (hanya 5 menit/sampel) dibanding denganSpektrometri Alfa (48-72 jam /sampel atau 2-3 hari/sampel). Selain itu biaya analisis ICP-MS lebih murah. Oleh karena itu dalam hal ini metode ICP-MS lebih banyak dipilih.
Tabel I. Perbandingan metode analisis ACR-MS dan Spektrofotometri Alfa

3.3 Proses Analisis Pengenceran Isotop
Proses analisis pengenceran isotop secara umum adalah :



Analisis campuran senyawa berdasarkan jenis cuplikan, yaitu dengan suatu komponen yang telah diketahui aktivitas jenisnya; penentuan kuantitatif senyawa dalam campuran yang rumit dapat dilaksanakan dengan menambahkan senyawa bertanda dengan keaktifan jenis dan jumlah yang diketahui dengan teliti; untuk maksud ini harus digunakan senyawa bertanda dengan sifat yang identik dengan senyawa yang akan ditentukan; bila senyawa yang akan ditentukan dapat dipisahkan dalam keadaan murni, tetapi tidak perlu diperoleh hasil pemisahan yang kuantitatif, maka kadar senyawa yang dimaksud dapat ditentukan dengan membandingkan keaktifan jenis sebelum dan sesudah pemisahan.
Kebalikan dari cara ini sering dinamakan kebalikan pengenceran isotop, merupakan penambahan isotop mantap ke dalam isomer radioaktif yang akan ditentukan kadarnya.

3.4 Kegunaan Analisis Pengenceran Isotop
Secara umum kegunaan analisis pengenceran isotop adalah untuk mengurangi cacat radiasi akibat penyerapan radioisotop ke dalam tubuh dan anlisis yang memanfaatkan perubahan radioisotop dalam berbagai bidang aplikasi seperti bidang hidrologi, kesehatan, geologi, biokimia dan kimia analisis yang akan dijelaskan lebih lanjut.

3.5 Aplikasi Analisis Pengenceran isotop
Aplikasi analisi pengenceran isotop awalnya dilakukan oleh ahli biokimia untuk menganalisis campuran kompleks dari senyawa organik. Hal ini dilakukan untuk memastikan stabilitas senyawa berlabel dan ketahanan untuk pertukaran isotopik reaksi. Nitrogen-15-label glisin misalnya, dapat digunakan untuk menentukan glisin dalam campuran asam amino yang diperoleh dari protein. Deuterium-glisin label tidak dapat digunakan jika isotop deuterium yang melekat pada atau amino glisin memiliki gugus karboaksil, karena di lokasi deuterium diketahui mengalami reaksi pertukaran dengan hidrogen pada pelarut atau dalam asam amino lainnya.. Deuterium sangat berguna dalam analisis isotop unsur di mana total hidrogen atau konsentrasi hidrogen tukar yang diinginkan juga.
Aplikasi teknik pengenceran isotop juga telah ditemukan di geologi, ilmu nuklir, dan ilmu material. Aplikasi ini umumnya berfokus pada sensitivitas yang sangat tinggi yang dapat dicapai dengan teknik ini . Isotop argon, uranium, timah, thorium, strontium, dan rubidium telah digunakan dalam penentuan umur geologi mineral dan meteorit. Untuk meminimalkan kesalahan dalam pengukuran sensitivitas, analisis pengenceran isotop uranium telah dilakukan ke dalam 4 bagian 10 12 dan pada torium untuk 8 bagian dalam 10 9. . Pada studi di geologi dan ilmu nuklir pengenceran isotop dilakukan untuk menentuan jumlah jejak radiogenik produk. Jika hidup dan pembusukan skema setengah dari orang tua nuklida diketahui, maka cairan penentuan isotopik dan putri isotop orang tua memberikan dasar untuk perhitungan usia sampel. Jika usia atau sejarah sampel diketahui, maka penentuan konsentrasi jejak isotop memberikan informasi tentang jalur reaksi nuklir. Aplikasi pengenceran isotop dalam berbagai bidang diantaranya:

3.5.1 Bidang Hidrologi
Dalam bidang hidrologi, banyak dijumpai masalah menyangkut dinamika air dimana teknik perunut dengan radioisotop sangat sering berperan dalam memberikan informasi tentang masalah yang menyangkut dinamikanya dan mengungkapkan anomali yang terjadi. Masalah utama dalam bidang hidrologi yang sering dijumpai adalah sebagai berikut :
3.5.1.1 Pengukuran Debit Air Sungai
Metode dasar dalam pengukuran debit air sungai adalah pengenceran radiotracer. Radiotracer dalam jumlah tertentu yang tidak membahayakan lingkungan dilepas dibagian hulu sungai dan kemudian diukur konsentrasinya di bagian hilir. Besarnya perubahan kadar perunut karena pengenceran oleh aliran (debit) air sungai dapat diketahui dengan cara mencacah langsung intensitas radiasi dalam air sungai tersebut. Penggunaan radiotracer untuk mengukur debit air sungai terbukti lebih sederhana dibandingkan metode pengukuan menggunakan current meter, selain itu pengukuran juga dapat dilakukan lebih cepat dan dapat dilakukan pada saat banjir sekalipun. Pengukuran debit air sungai antara 300-600 m3 per detik hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam, hal ini membuktikan bahwa penggunaan radiotracer jauh lebih efektif, efisien dan ekonomis. Semakin turbulen arus air sungai, semakin cepat dan baik hasil pengukurannya.

Gambar 1. Aplikasi radioisotope dalam pengukuran debit air sungai

3.5.1.2 Kebocoran dan Rembesan
Masalah yang sering timbul pada suatu reservoir air, misalnya bendungan, waduk dan lain-lain adalah adanya kekhawatiran kebocoran yang melebihi toleransi yang keluar dari suatu reservoir. Untuk mengetahui apakah bocoran itu berasal dari air waduk ataukah sumber lain (misalnya dari air tanah), teknik perunut radioisotop dapat membantu memberikan jawaban yang pasti dan lebih lanjut dapat memberikan informasi dimana lokasi daerah bocorannya.
Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus memiliki persyaratan tertentu, antara lain : tidak berbahaya bagi manusia atau makhluk hidup disekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paruhnya pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah dan oleh tumbuhan.
Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya rembesan/bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada bendungan tersebut maka radioisotope akan masuk mengikuti arah bocoran. Dengan mengikuti air yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut.

Gambar 2. Teknik perunut radioisotop dapat digunakan untuk menentukan letak kebocoran atau rembesan suatu bendungan atau dam.
3.5.1.3 Penentuan Umur Air Tanah
Teknik hidrologi yang menggunakan radioisotop mampu secara akurat melacak dan mengukur ketersediaan air dari suatu sumber air di bawah tanah. Teknik tersebut memungkinkan untuk melakukan analisis, pengelolaan dan pelestarian sumber air yang ada dan pencarian sumber air baru. Teknik ini dapat memberikan informasi mengenai asal, usia dan distribusi, hubungan antara air tanah, air permukaan dan sistem pengisiannya. Radioisotope yang digunakan untuk menentukan umur air tanah ialah isotop tritium dan C-14.
3.5.1.4 Pengukuran Kadar Air Tanah
Banyak alat-alat konvensional yang dirancang khusus untuk mengukur kadar air, namun jarang ada alat yang dapat melakukan pengukuran dengan teliti dan cepat, dapat dilakukan di tempat, tidak merusak dan alatnya dapat dibawa-bawa (portable). Salah satu metode yang dapat memenuhi berbagai kriteria tersebut adalah dengan menggunakan neutron. Penggunaan neutron telah banyak dimanfaatkan oleh para ahli di bidang teknik sipil, agronomi dan hidrologi untuk pengukuran kadar air dalam tanah serta kepadatan tanah, aspal dan beton. Data-data hasil pengukuran tersebut kemudian akan digunakan untuk merancang pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul dan lain sebagainya. Sedang dalam bidang industri dan laboratorium, neutron dapat digunakan untuk pengukuran berbagai hasil akhir dan penelitian.

Gambar 3. Teknik pengukuran kadar air tanah dengan teknik hamburan neutron (sumber: BATAN)
Karena sederhana, alat pengukur kadar air dengan neutron ini diminati oleh berbagai pihak. Di dalam alat ini terdapat suatu sumber neutron cepat. Proses kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan hasil tumbukan antara neutron cepat dengan atom hidrogen yang terdapat di dalam molekul air. Peristiwa tumbukan ini akan menghasilkan neutron-neutron termik. Jumlah neutron termik yang terbentuk akan ditangkap oleh pemantau neutron. Dimana hasil cacahan neutron yang terbaca akan sebanding dengan jumlah air yang terkandung di dalam bahan.
3.5.1.5 Penentuan Gerakan Sedimen
Proses pendangkalan pelabuhan merupakan proses alamiah yang tidak dapat dicegah. Jika pelabuhan dangkal, kapal-kapal besar tidak akan dapat merapat ke dermaga, sehingga proses bongkar muat barang dapat terganggu. Sedangkan proses pengerukan endapan memerlukan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu, pendangkalan pada suatu pelabuhan dan alur pelayaran merupakan masalah yang sangat serius karena menyangkut kelangsungan pelayanan perhubungan laut. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memperkecil kecepatan pendangkalan pelabuhan maupun alur pelayaran oleh sedimen adalah dengan mengetahui perilaku sedimen, yaitu menentukan dari mana asal dan kemana arah gerakan sedimen tersebut. Data mengenai arah pergerakan sedimen dapat digunakan untuk perencanaan penentuan posisi dan arah alur pelayaran serta menentukan tempat untuk pembuangan endapan hasil pengerukan agar tidak kembali ke tempat semula. Semua usaha ini akan dapat mengurangi laju pendangkalan sehingga frekwensi pengerukan bisa dikurangi dan biaya untuk pengerukan bisa dihemat.
Teknik pelaksanaan penentuan arah gerakan sedimen dilakukan dengan menandai sedimen yang diambil di pelabuhan dengan radioisotop seperti 51Cr, 198Au dan 46Sc atau membuat endapan tiruan yang bersifat radioaktif seperti pelapisan lumpur dengan zat radioaktif atau pasir tiruan yang diaktifkan (pasir ini dibuat dari gelas yang mengandung radioisotop 192Ir dan 46Sc). Sedimen radioaktif tersebut selanjutnya dilepaskan ke dasar laut di daerah yang diselidiki. Endapan radioaktif ini nantinya akan mengikuti gerak endapan asli. Metode ini dapat digunakan untuk mempelajari arah, kecepatan dan penyebaran lumpur ataupun pasir yang berperan dalam proses pendangkalan pelabuhan. Pengamatan tersebut dapat dilakukan menggunakan pemantau radiasi dari permukaan laut atau di atas kapal. Selain itu, studi ini juga dapat dipakai untuk mengetahui efisiensi transpot sedimen dan erosi.

Gambar 4. Mempelajari arah gerak sedimen dengan perunut radioisotop (sumber: IAEA)

3.5.2 Bidang Kesehatan dan Nutrisi
Aplikasi pengenceran radioisotope pada bidang kesehatan dan nutrisi adalah mempelajari maltrunisi mikronutrien seperti besi, seng, dan vitamin A.
Prinsip metoda pengenceran isotop untuk mengetahui status vitamin A adalah mengkonversi karoten bertanda menjadi vitamin A yang dapat dirunut dengan karoten Karbon-13. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur efektivitas vitamin A, penyediaan karoten, dan petunjuk fortifikasi dalam mempelajari nutrisi.

3.5.3 Bidang Biokimia
Aplikasi pengenceran radioisotope di bidang biokimia diantaranya adalah :
 Mempelajari pengaruh unsur hara selain unsur N, P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan.
 Mempelajari proses penyerapan air dan sirkulasi dalam batang tumbuhan.
 Penentuan glisin dalam campuran asam amino yang diperoleh dari protein.
 Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis berupa C-14 atau O-18 yang dapat mengetahui asal atom oksigen (dalam CO2 dan H2O yang membentuk glukosa atau oksigen yang terbentuk pada proses ini.
 Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
 Isotop radioaktif seperti 3H, 14C, 32P, 35S, 86Rb, 125I dapat digunakan untuk mengetahui aspek metabolik dalam sel, bakteri, yeast, tanaman, binatang, dan manusia dalam mengurai sifat dasar pada materi genetik.

3.5.4 Bidang Geologi, Nuklir dan Material
• Analisis Uranium dan Thorium dalam Limbah radioaktif dari proses daur bahan bakar nuklir.
• Penentuan umur geologi mineral dan meteorit dengan isotop argon, uranium, timah, thorium, stronsium, dan rubidium.
• Jalur reaksi nuklir dari penentuan konsentrasi isotop.
• Pada pertambangan minyak bumi, radioisotope membantu mencari jejak air di dalam lapisan batuan.

3.5.5 Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan
Analisis logam
• Penentuan logam beracun dalam sampel lingkungan menggunakan timah, kadmium, dan thalium
Analisis non logam
• Penentuan limbah klorida dan bromida pada salju


3.6 Keuntungan Analisis Pengenceran Isotop
Berikut adalah keuntungan yang dimiliki dalam analisis pengenceran isotop :
 Penggunaan luas (dari analisa unsur sampai molekul besar)
 Sangat selektif
 Dapat menganalisis zat yang tidak stabil atau zat yang sebagian dapat terurai selama proses pemisahan berlangsung
 Pemisahan tidak perlu kuantitatif
 Menghasilkan kepekaan yang tinggi
 Meningkatkan presisi dan akurasi

3.7 Penentuan Kadar dengan Analisis Pengenceran Isotop
Soal 1:
Contoh dari aplikasi analisis pengenceran isotop adalah penentuan kadar fosfor dalam sampel. Sebagai perunut digunakan radioisotop 32PO43-. 25 gram sampel yang belum diketahui konsentrasinya dan mengandung ion 32PO43- dilarutkan dengan air hingga volume 100 ml. Kemudian larutan ini ditambahkan 1 gram radioisotop 32PO43- dengan keaktifan jenis 1 Ci/gram. Setelah terjadi proses pengendapan dengan penambahan reagen pengendap, diambil sedikit atau sebagian endapan murni dan ditimbang seberat 5 gram. Pengukuran aktivitas pada endapan ini memberikan nilai sebesar 0.5 Ci. Hitunglah kadar fosfor dalam sampel.

Jawab:
S2=0.5 Ci/5 gram=0.1 Ci/gram
Wx=Ws (S1/S2 – 1)=1 gram (1/0.1 -1)=9 gram
Jadi berat fosfat dalam sampel adalah 9 gram. Dengan hubungan stoikiometri dapat diperoleh berat fosfor sebesar 2.94 gram. Maka kadar fosfor dalam sampel adalah 2.94/25 x 100% = 11.76%


Soal 2:
Ke dalam 50mL larutan yang mengandung ion 62Zn2+ yang belum diketahui konsentrasinya ditambahkan 10 mL larutan 62Zn2+ 0,100 µ Ci. Kemudian diencerkan sampai volume 100 ml. Setelah pengendapan garam seng diperoleh 0,4000 gram seng dengan keaktifan 0,0825 µ Ci. Hitunglah konsetrasi ion 62Zn2+ dalam larutan semula.

Jawab:
% Zn yang diperoleh = 0,0825/0,100 X 100 = 82,5 %
Jumlah seng = (0,4000 g seng yang diperoleh)/(0,825 (gram yang diperoleh)/(gram total)) = 0,485 g

Dengan mengabaikan berat 62Zn2+ yang ditambahkan maka konsentrasi 62Zn2+ dalam larutan semula adalah:
0,485/(65,37 X 0,05) = 0,1484 M














BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Pengenceran isotop adalah pengenceran bahan target yang dilakukan dengan menambahkan isotopnya. Isotop adalah bentuk dari unsur yang nukleusnya memiliki nomor atom yang sama - jumlah proton di nukleus, tetapi dengan massa atom yang berbeda karena mereka memiliki jumlah neutron yang berbeda. Analisis pengenceran isotop untuk menentukan kadar suatu zat dilakukan dengan cara menambahkan zat radioaktif yang telah diketahui aktivitas jenisnya dan sudah diencerkan ke dalam zat yang akan ditentukan kadarnya. Kemudian zat tersebut dipisahkan, lalu keradioaktifannya ditentukan. Dalam pengenceran analisis isotop ini senyawa yang digunakan memiliki sifat yang identik dengan senyawa yang akan dianalisis.
Metoda yang dapat dapat digunakan untuk analisis pengenceran isotop ini diantaranya adalah metode Titrimetri, Spektrofotometri UV-VIS, Fluorimetri, HPLC, polarografi, Spektrografi Emisi, XRF, AAS, Spektrometri Alfa, dan Spektrometri Massa. Metode-metode ini digunakan untuk mengetahui kereaktifan suatu senyawa analisis yang telah mengalami pengenceran isotop. Secara umum kegunaan analisis pengenceran isotop adalah untuk mengurangi cacat radiasi akibat penyerapan radioisotop ke dalam tubuh dan anlisis yang memanfaatkan perubahan radioisotop dalam berbagai bidang. Alkisa analisis pengenceran isotop ini diantaranya di bidang hidrologi untuk menentukan kecepatan aliran dan kebocoran, di bidang kesehatan untuk mempelajari malnutrisi, bidang geologi untuk menentukan umur bebatuan, di bidang biokimia dan kimia analisis. Keuntungan dari penggunaan analisis pengenceran isotop ini yaitu penggunaannya yang luas (dari analisa unsur sampai molekul besar), sangat selektif, dapat menganalisis zat yang tidak stabil atau zat yang sebagian dapat terurai selama proses pemisahan berlangsung, pemisahan yang dilakukan tidak perlu kuantitatif dan menghasilkan kepekaan yang tinggi sehingga meningkatkan presisi dan akurasi.

4.2 Saran
Analisis pengenceran isotop merupakan suatu metode analisis yang memanfaatkan isotop suatu unsur. Metode analisis ini sangat baik digunakan karena memiliki banyak keuntungan diantaranya dapat meningkatkan presisi dan akurasi karena menghasilkan kepekaan yang tinggi dibandingkan dengan metode lain.
Untuk analisis uranium dan thorium untuk konsentrasi rendah menggunakan metode Spektrofotometri UV-VIS lebih baik daripada metode Titrimetri. Sedang untuk analisis uranium dan thorium dengan konsentrasi sangat rendah sampai ppb (10-9 bagian) dapat digunakan dengan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN), Spektrometri Alfa, dan Spektrometri Massa. Metode Spektrometri Alfa dan ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry) untuk analisis kandungan isotop uranium dan thorium sangat baik bila dilihat dari aspek ketelitian maupun ketepatan analisis.












DAFTAR PUSTAKA

Gunandjar. 1992. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI. Jakarta: Puspiptek-RISTEK. ISSN 1140-6086.
http://informasi-iptek.blogspot.com/2007/12/nuklir-indonesia.html (diakses pada 25 Oktober 2010 pukul 10:27)
http://m4n5y4hsyahril31.blogspot.com/2010/05/radioisotop-dalam-bidang-kimia.html (27 Oktober 2010, 20.09)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Isotopic_dilution ($ Desember 2010, 22.54)
http://www.infonuklir.com/readmore/read/iptek_nuklir/teknik_nuklir_dibidang_sdal/16ethe-1/Radioisotop%20untuk%20hidrologi (diakses 4 Desember 2010. 23.05)
Tang Y.S., Sailing J.H., 1990, Radioactive Waste Management, Hemisphire Publishing Corp.,Washington, D.C.

Kamis, 28 Oktober 2010

Prof.Akhmaloka,Ph.D: Sosok Teladan dan Inspiratif



Sosok Rektor ITB Terpilih di mata wakil dekan, dosen, pegawai Tata Usaha, serta mahasiswanya. dari http://www.itb.ac.id/news/2658.xhtml

BANDUNG, itb.ac.id- Gaung pemilihan rektor ITB sudah sampai pada puncak dengan terpilihnya Prof. Akhmaloka, Ph.D. sebagai Rektor ITB periode 2010-2014. Harapan semua pihak, ITB menjadi lebih berkembang dalam kepemimpinannya dalam empat tahun mendatang.

Sebelum menjadi seorang rektor terpilih, Akhmaloka adalah Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Selama masa kepemimpinannya, banyak kemajuan yang telah dicapai oleh Fakultas MIPA.
Pudji Astuti, Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA, mengamini bahwa kinerja Akhmaloka selama menjadi seorang Dekan sangat memuaskan karena banyak menghasilkan perubahan yang membawa FMIPA semakin baik. Tidak hanya berbicara, tetapi Akhmaloka juga memberikan teladan dengan sikapnya.

"Saya banyak belajar dari Bapak, beliau adalah sosok pekerja keras dan sederhana." tutur Pudji. Meskipun sudah menjadi seorang Dekan, Akhmaloka tetap giat melakukan penelitian-penelitian di sela kesibukannya karena mimpinya adalah mewujudkan 200 profesor di ITB.

Pengalaman manajerial Akhmaloka yang begitu kaya diyakini bisa menjadi modal beliau untuk memimpin ITB. Dalam kacamata dosen FMIPA, Rukman Hertadi, Akhmaloka adalah seorang sosok yang memiliki kemampuan akademik dan non akademik yang seimbang. Dosen yang memiliki kelompok keahlian yang sama dengan Akhmaloka ini menambahkan bahwa Akhmaloka merupakan sosok yang tepat untuk membawa ITB menuju research university. " Dengan backgorund beliau sebagai peneliti tentunya sangat memahami apa saja yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut." ujarnya.

"Bapak adalah seorang multi-tasking tulen yang selalu enerjik," tutur Rukman. Selama menjadi mahasiswa bimbingannya, Rukman tidak banyak menemui kesulitan. Meski Akhmaloka juga pada saat itu disibukkan dengan berbagai proyek, tetapi Akhmaloka selalu membimbingnya secara profesional.

Selama menjadi Dekan FMIPA, Akhmaloka tidak hanya menaruh perhatian pada staf dosen saja. Pegawai non akademis pun mendapat perhatian dengan porsi yang sama besar. Menurut para stafnya, Akhmaloka merupakan pribadi yang baik. Ella Nurlaila Jamilah, Kepala Subbagian Keuangan Tata Usaha FMIPA, berkata, " Bapak seorang yang agamis, serius, dan berwibawa."

Dalam pandangan Ella, keberhasilan Akhmaloka menjadi rektor adalah reformasi karena usia yang relatif muda diharapkan bisa memperbaiki hal yang belum baik dan melanjutkan hal yang sudah baik, serta mampu memberi perubahan untuk menjadikan ITB semakin bermanfaat bagi Indonesia.
Dengan segala macam kesibukan yang dimilikinya, Akhmaloka juga merupakan seorang yang perduli kepada para mahasiswa. Beliau tidak sungkan untuk mengunjungi himpunan-himpunan dan berdiskusi segala macam hal yang berhubungan dengan kemahasiswaan.
"Kebiasaan Bapak yang terbuka dan perduli kepada mahasiswa memang sangat nyata.",ujar Almendo Rafki, Ketua Himpunan Kimia AMISCA.

Rafki berharap sikap perduli dan perhatian yang diberikan oleh Akhmaloka selama menjadi Dekan tidak akan lekang meskipun sudah menjadi rektor karena mahasiswa membutuhkan sosok seorang rektor sebagai pengayom.
Hal lain dikemukakan Irpan Waliana, mahasiswa tingkat akhir kimia yang pernah diajar Akhmaloka. "Saya terkesan selama kuliah Biokimia sungguh inspiratif, beliau mengajar mahasiswa dengan santai tapi tetap dibuat sedemikian rupa sehingga nuansa serius pun tetap ada, membuat suasana kuliah lebih hidup", ujarnya.

Sikap keteladanan dan track record pengalamannya yang baik dan bersih, bisa menjadi contoh bagi mahasiswa dalam memahami makna perjuangan dalam menuntut ilmu dan menjalani hidup.
[Ihsan Budi Rachman dan Hastri Royyani]

Musical Prelude ITB Student Orchestra, Rhythm for Souls

sebuah karya musik ITB, ditulis di http://www.itb.ac.id/news/2663.xhtml

BANDUNG, itb.ac.id - Pada Rabu (09/12/09), ITB Student Orchestra (ISO) mengadakan resital perdana yang berjudul "Musical Prelude : Rhythm for Souls" bertempat di Aula Barat ITB. Acara ini diselenggarakan untuk memperingati empat tahun berdirinya ISO serta pengenalan divisi piano dan gitar ISO.

"Kami dalam resital ini menonjolkan divisi piano dan gitar ISO", ujar Kartika Kusumaning Tyas, ketua Musical Prelude. Jika kita melihat kebelakang, konser ISO sebelumnya hanya ditampilkan string & woodwind section, maka malam ini ISO menampilkan sesuatu yang beda yaitu resital gitar dan piano. Mahasiswa begitu antusias menyaksikan resital ini, ditandai dengan penuhnya kursi penonton di Aula Barat.

Pada acara yang disiapkan kurang lebih dua bulan ini, ditampilkan belasan lagu mulai dari etnik klasik sampai lagu modern. Semua lagu yang ditampilkan, disajikan langsung oleh para pemain piano dan gitar terbaik ITB Student Orchestra serta bintang tamu. Lagu yang ditampilkan tidak hanya karya komposer luar negeri, tapi juga ditampilkan lagu karya pribumi "Tari Pohon dan Daun yang Berguguran" karya Trisutji Kamal.

Selain itu, ada pula penampilan dari bintang tamu Jubing Kristianto. Malam itu, Jubing membawakan empat lagu yaitu "Hujan Fantasy" lagunya sendiri, disambung "Bungong Jeumpa" lagu tradisional Aceh dan di sesi kedua lagu "Aku Cinta Dia" karya Chrisye dan "Bohemian Rhapsody". Tepukan penonton begitu menggema setelah penampilan Jubing ini.

Di akhir acara, tidak kalah hebatnya yaitu penampilan ITB Student Orchestra Guitar Ensemble yang membawakan tiga lagu. Ensembel gitar ini menampilkan dua puluh gitaris langsung diatas panggung. Tim ini merupakan kolaborasi tiga angkatan, kolaborasi yang menampilkan musik yang luar biasa. "Kedepannya, semoga ISO dapat melanjutkan resital-resital lain dan mungkin menambah divisi lain", harap Kartika.

Sekilas Profil ISO

ITB Student Orchestra berdiri pada tanggal 2 Maret 2005 dan diresmikan sebagai unit kegiatan mahasiswa pada tanggal 8 Agustus 2005. Pendiriannya, murni diprakarsai mahasiswa-mahasiswa ITB yang berminat mengembangkan musik orchestra.

Awalnya, ISO hanya sebuah kelompok string section beranggotakan enam orang saja. Tapi sekarang, ISO menjelma menjadi orkestra yang menawarkan keragaman bentuk orkestra. Mulai dari string quartet dengan empat orang pemain sampai chamber orchestra dengan empat puluh pemain. Sajiannya pun tidak terbatas lagu klasik saja, tetapi juga mencakup lagu pop dan etnik. Dalam pengelolaannya, ISO berkolaborasi dengan berbagai macam pihak, seperti Bandung String Ensembel, Klabklassik dan lain-lain.
[Reporter: Vernida, Writer: Ihsan Budi Rachman]

Diskusi Ceria: Dari ShARE untuk Berbagi

Sebuah cara mencerdaskan bangsa dan membuka mata melihat realita yang ada. tulisan di http://www.itb.ac.id/news/2666.xhtml

BANDUNG, itb.ac.id- Pemanasan global telah menjadi sebuah masalah lingkungan yang sedang disoroti oleh dunia. Hal ini dikarenakan sebagian besar bahan bakar yang dibuat oleh manusia selain menghasilkan energi juga menghasilkan emisi karbon berbahaya yang menyebabkan pemanasan global. Fasilitas umum yang bekerja sepanjang hari juga memakai bahan bakar yang menghasilkan emisi berbahaya, sehingga dapat dipastikan sumbangan emisi berbahaya dari fasilitas umum cukup besar. Salah satu alternatif energi adalah sel surya, yang ramah lingkungan dan tak menghasilkan emisi karbon.

Unit kajian ShARE yang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan Keilmuan KM ITB , Sabtu (12/12/09), menyelenggarakan presentasi terbuka "Sel Surya sebagai Energi bagi Fasilitas Umum" di ruang 29 Campus Center Barat ITB. Pembicara yang dihadirkan adalah Perwakilan Energi Network dari ShARE, Adrian Ashari.

Indonesia yang berada di garis ekuator memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan sel surya sebagai energi alternatif untuk fasilitas umum, karena matahari menyinari daerah ekuator sepanjang tahun. Selain itu panel surya yang fleksibel dapat didesain sesuai yang dibutuhkan oleh fasilitas umum tersebut. Perkembangan sel surya di Indonesia cukup pesat, dengan angka 60 % per tahun, selain itu PT LEN Industri (Persero) telah memenuhi 6 MW dari target 700 MW yang diberikan presiden, dapat dipastikan tahun 2025 Indonesia bisa menggunakan sel surya sebagai energi alternatif bagi fasilitas umum.

Salah satu contoh fasilitas umum yang menggunakan sel surya adalah lampu jalan. Lampu jalan yang dibuat oleh PT LEN Industri (Persero) ini memiliki nilai investasi Rp 15.000.000/ lampu jalan, dengan efesiensi 14% dan memiliki waktu kerja hingga 20 tahun.

Sel surya memang menjadi alternatif energi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan pemanasan global. Kendati demikian, dalam pengembangan sel surya pun mengalami masalah, di antaranya adalah Indonesia sebagai negara berkembang harus berinvestasi lebih besar, selain itu hanya beberapa fasilitas umum tertentu yang mendapat cahaya matahari langsung yang bisa menggunakan sel surya sebagai energi.

Sekilas tentang ShARE

ShARE merupakan organisasi di bawah Kementrian Pendidikan dan Keilmuan Kabinet Mahasiswa ITB. Tujuan ShARE tersendiri adalah membagi pengetahuan untuk perkembangan sosial dan ekonomi yang lebih baik. Tujuan inilah yang membuat ShARE tetap berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan KM ITB dan tidak dijadikan unit kegiatan mahasiswa ( UKM).

Organisasi yang memiliki motto "So Are You Dare To Share" ini ternyata memiliki jaringan internasional, negara-negara yang memiliki jaringan dengan ShARE adalah Francis, Jerman, UK, Korea, India, Cina dan sebagainya.

Program internasional pun sering diadakan oleh ShARE, misalnya untuk bulan ini saja ada sebuah konferensi internasional lewat video conference di India. Acara Internasional ini tentunya untuk membicarakan isu-isu yang ada di dunia, dan membagi pengalaman dan pengetahuan.Selain program internasional, anggota ShARE juga diberikan pelatihan-pelatihan softskill seperti wawancara, presentasi, membuat kuisioner. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anggota ShARE. Dengan kemampuan yang ada inilah ShARE ingin berbagi pengetahuan tentang isu-isu yang sedang hangat dibicarakan. [Reporter: Ihsan Budi, Writer: Vernida]

Masa Depan Parkir Kendaraan di Kampus ITB ; Strategi ITB Menjawab Permasalahan Parkir yang Ada


tulisan saya di http://www.itb.ac.id/news/2689.xhtml


BANDUNG, itb.ac.id- Kampus ITB yang dikelilingi Jalan Ganesha, Tamansari dan Dayang Sumbi senantiasa penuh kendaraan bermotor. Sebuah fenomena yang lumrah terlihat pada hari efektif kuliah. Hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya mahasiswa yang membawa kendaraan ke kampus yang tidak didukung dengan bertambahnya lahan parkir yang tersedia. Alhasil, jalan-jalan di sekitar kampus pun menjadi sasaran parkir.

Maraknya mahasiswa yang memarkir kendaraannya di tepi jalan sekitar kampus disikapi bijak oleh Direktur Sarana dan Prasarana (Sarpras) ITB, Endang Juliastuti. "Kami sudah beberapa kali menyampaikan surat edaran untuk melarang mahasiswa memarkirkan kendaraannya di jalan-jalan sekitar kampus, tapi turunlah ke Saraga", tutur wanita yang akrab disapa Yuli ini saat ditemui Kantor Berita pada Kamis(07/01/09).

Kampus ITB sebenarnya memiliki tiga area parkir untuk memfasilitasi mahasiswa yang membawa kendaraan. Satu terletak di bagian belakang dan sisanya di bagian depan kampus. Salah satu dari ketiga area parkir tersebut buka 24 jam. Selain itu, lahan parkir di Sasana Olahraga Ganesha (Saraga) juga dapat digunakan oleh mahasiswa. Namun, "membludak"nya jumlah pengguna kendaraan bermotor serta banyaknya kendaraan yang parkir tidak pada tempatnya tetap menjadi masalah.

Melalui hasil wawancara dengan Yuli, sebuah nampak telah direncanakan oleh pihak ITB untuk merespon permasalah parkir. Namun pada akhirnya, semua kembali pada kesadaran mahasiswa dan kepedulian terhadap lingkungannya.

Menghidupkan Terowongan

Di bawah jalan Tamansari yang memisahkan Saraga dan kampus ITB, terdapat sebuah terowongan penghubung. Terowongan ini biasa dilalui mahasiswa ketika akan berolahraga ke Saraga. Mahasiswa lebih sering menggunakan terowongan untuk menuju Saraga karena lebih efektif; jarak tempuh lebih pendek dibandingkan dengan melintasi jalan Tamansari. Rupanya, terowongan juga menjadi sarana pengefektifan lahan parkir.

"Semester ini saya coba untuk menghidupkan terowongan, sehingga mahasiswa sudah biasa hidup di terowongan dan saya harapkan mau memindahkan parkir ke Saraga", tutur Yuli.

Lahan parkir Saraga yang cukup luas dapat menampung seratus lebih mobil mahasiswa. Yuli berencana berencana menempatkan beberapa kursi di terowongan dan juga dilengkapi fasilitas hotspot, dan membuka kantin di dekat terowongannya, dengan harapan terowongan akan hidup dengan aktivitas mahasiswa. Jika mahasiswa terbiasa beraktifitas di tempat tersebut, maka tidak akan ragu untuk memarkirkan kendaraannya di Saraga.

Menurut rencana, inisiasinya akan dilakukan setelah rektor meresmikan asrama yang baru diperbaiki, meninjau perpustakaan Pusat dan diakhiri jamuan makan siang di terowongan. "Tujuannya agar seluruh civitas ITB tahu bahwa terowongan itu nyaman
untuk makan siang dan beraktifitas lainnya", ujar Yuli.

Mengurangi Kendaraan Bermotor

Selain menghidupkan terowongan, Yuli juga menghimbau kepada para mahasiswa untuk memakai sepeda ke kampus karena tempat
parkirnya telah disediakan dengan nyaman. Memakai kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot) juga disarankan bila tempat tinggal mahasiswa tidak begitu jauh dari kampus ITB.

"Kami juga berencana membangun shelter - shelter di sekitar kampus dan menghubungkannya ke tempat-tempat kuliah mahasiswa yang terlindung dari hujan dan sinar matahari", papar Yuli.Semoga, dengan cara-cara tersebut, parkir di sekitar jalan kampus dapat berkurang, tambah Yuli mengakhiri pembicaraan.

[Ihsan Budi Rachman]

hArI yang Ibadah,.... !

Selasa, 9 Februari 2010,.... hari yang tak kan kulupakan,....

Hari yang begitu banyak tantangan, padahal saya udah perencanaan yang baik, tapi,... :

Kunci Lemari Lab, ketinggalan,....
Berangkat dari tempat tinggal ya udah terbilang pagi lah,... biasa ngecek kelengkapan jurnal,... eh ternyata TP saya ketinggalan di atas meja belajar saya.

langsung ja tancap gas, copas punya si randiun makan bihun,.... mana minta kertas nya pula,.... makasih randiun,... e,,,,....... udah ngantri saya bwt absen,...

bapak2 udah teriak2 kunci dibawa masing2, n baru inget kunci lemari lab kel gw ketinggalan di tas awak' satu nya lagi,... bingunglah gw,.... langsung mikir ngisi absen dulu,... dari pada nol tes awal nya untung asisten nya baik,...

"Ka, saya lupa bawa kunci ni baru keingetan"
si asisten langsung bingung gt, "ni anak baru hari prtama praktikum udah cri masalah", gerutu asisten,...

udah aja ngisi absen nya beres, langsung cari meja praktikum, ... dmn2,....

udah ketemu, langsung izin k asisten kelompok saya untuk lari bw tuh kunci, sambil memelas minta prpanjangan waktu tes awal nya,....

waktu menunjukn jam 8 kurang 5 menit, saya hanya punya 5 menit bwt sampe di lab lagih,....sekelebat langsung saya bersprint menuju asrama salman bwt ngambil kunci lemari alat2 praktikum, ibadah aja moal bs praktik mun teu d bawa mah,....

dengan hah heh hoh, urg berlari ke pintu belakang, melewati pegawai yg lg ptong rumput, lwt GKU Timur, gedung TL, arsi, SR nyebrang jalan, sampai naik turun tangga asrama,.... hah untungnya dpt jg,....

langsung aja masuk kelompok untuk ikut tes awal,....

"dua menit lagi ya san,.... !", ubai sang asisten berkata

alamak, cuma 2 nomor,... tapi agak susah oge,...udah cape sprint trnyata tes awal nya beda dgn yg kemarin, yg aku hafal ga da semua,... untung lah saya ga berpapasan ma bu Dea, kalo ktangkap basah gw telat, dapet nol deh Tes awl nya,....

ada yg lebih parah lagi, temen d samping gw tinggal 1 menit lg baru dateng, hahaha, ibadah mbak,.... !

tes awal pun selesai, dan saya dengan bangga nya membuka lemari alat lab yg kunci nya saya dapatkn dengan susah payah,.... huh,....


Praktikum Azo Dyes,....

mh, beres tes awal langsung kerja n lakuin langkah satu persatu,....

entah kenapa praktikum ini begitu semangat, hal yang biasa, pengundian rekan kerjanya dilakukan dgn hompimpah,... aneh deh,.... udah jd mahasiswa, ITB pula, kelakuan msh kayak anak TK,... hahaha

se grup kecil dapat icha ma nabilah (nadhillah r). Randiun dgn ecoli. ipeh ama dilaun,...

meski kontak langsung dengan zat2 yg berbahaya semisal HCl pekat n NaOH, tapi asisten g rese suruh pake gugel segala, paling sarung tangan. ga kayak KA yg pesidaknya nye nye nye nye ga jelas n kurang logis utk pk gugel, masa bawa alat pinjman alat di loket, harus pk gugel segala,...?

yang lebih parah lagi, temen gw yg bawa data dr komputer harus di gugel jg, padahal reagen ny cuman teh kotak, kratindeng dll yg enak2 deh,.... tp knp tuh dosen marah2 wae,... kalo d lab, kalo emang alasannya keamanan n keselamatan, harusnya dia jg pk jas lab, g pk gugel doang, aneh we keliatn ny, pk seragam kasual trs pk gugel,... mw renang mas,...?

nah kembali ke praktikum azo dyes yg bikin pewarna textil tea,... alhamdulilah udah bisa nemu dua senyawa, tinggal dikeringin pk buchner,... udah rada beres karena cekatan n tidak gegabah,... saya brinisiatif bwt nyuci alat2 yg kotor,... lumayan deh dpt beberapa udah dibersihin,..

saking semangat nya, senyawa punya ipeh ditaruh dkt barang kumbaheun, da si mesin buchner nya deket wasbak,.... refleks lah gw cuci tuh senyawa,....

alangkah kaget nya si ipeh liat gw ngerusak hasil krja ny,... langsung lah si ipeh kayak putus asa gitu,... dengan inosen ny gw masih ktawa ktiwi minta maaf nya, da apa mw di kata, g sadar eta teh,....

untung asisten nya g nye nye nye nye nye,..... langsung deh ibadah ngulang dr awal lagi,... untung masih smpet,.... ngukur HCl, NaOH, nimbang2,.... parah lah,.... maafin ya peh,...

"diusir dosen"

lah, praktikum dah beres, terus minum susu dulu, di luar trnyata ujan,... nunggu reda dulu dah,... kebetulan gw ada job wawancara di salman,... abis lohor langsung ja k lt 3 gedung kayu,....yang kata nya mulai jam 1, eh molor jadi jam stengah 2,...

alasannya pewawancaranya kjebak ujan cnah, gw bela belain g makan siang hanya untuk kejar jam wawancara,...

diwawancarapun selese jam 2 kurang seperempat,... karena pasti g smpet makan, takut telat udah wen langsung beli roti ma air minum doang,... hiks' sedih lah,....T_T,...

langsung jalan cepat menuju ruang 2104 utk kuliah elektrometri,... karena kalo sprint lagi g kuat nih td pg udah di porsir lari cepet,...

ketemu bu Dea juga, "hayo, kuliah kuliah", kata nya. gw cengar cengir j, he2,.... di depan pintu bnyak 2007 g tw lg ngapa,...saya tanya mereka "ka, dosen nya dah masuk y?".

2007 : "iya, baru aja, coba ja masuk, tadi shabrina abis masuk kok" dibelakang gw lht ipeh dr WC jg mw kuliah baren di ruangan yg sama,....

slonong boy langsung ja gw masuk, n duduk d tmpat kososng, "yes, bs ikut jg ni kls", dalam hati seneng,....

tapi, beberapa detik kemudian si dosen tany, "mw apa anda ksini?"

ni dosen ngapa nanya gt, gw langsung jwb "kuliah pak !"

si dosen, "kamu lupa aturan kuliah y...?"

gw g mw ngalah, "tapi kan pak belum jam dua, (gw lht dgn jelas, jam d 2104 masih 2 menit lg menuju jam 2)" saya merasa saya benar dengan dtang tepat waktu,...

namun, entah knapa tuh dosen ngotot dengan aturan OTORITERnya "mahasiswa g bs masuk setelah dosen masuk," tapi kalo dosen masuk sebelm waktu ny gmn,...? aneh,... !

dengan muka kusut saya keluar dengan kecewa, OK gw ngalah hari ini untuk aturan ANDA YANG OTORITER. negara ini demokrasi, dan aturan bisa disepakati oleh kedua belah pihak, tapi ini,...? emang zaman orde baru,...? arogansi dosen telah menrenggut Hak Azazi Mahasiswa untuk kulih di tempat terbaik di negeri ini,....

heh,... mungkin, dosen ni tengsin jg kalo g bs jalanin aturan dia, yg kayak nya aturan impor dr luar negeri,... budaya yg aneh,...

diluar 2007 pun tany "kok keluar lg....?"

"iya ka, aturan DIA, kalo dosen dah masuk, mahasiswa g bs masuk", padahal waktu di ruangan nya belum telat,...

"ya udah sabar ya,.... !" kata 2007. "iya makasih ka"

langsung ja k perpus bwt baca2, tapi tidur pula, hehe,....

esok nya, gw g mw telat lg, kapok gw g bs kuliah,.... eh tapi si dosen yang sama itu dateng nya 15 MENIT telat dari jam d ruang 2104,... dan dia dengan watados nya masuk k kelas meski telat,...?

inikah wajah pendidikan kita,...? dosen bs semena2 gt,...? hah, diluar hikmah menghargai waktu saja,... masih kah tuh dosen juga menghargai waktu,...? dengan bs2 nya mahasiswa yg datang tepat waktu tp karena dia dah masuk duluan aneh,.... aneh,....

Tapi, ambil hikmah nya ajah deh,... moga ini jadi pelajaran bagi semua untuk datang tepat waktu untuk bs kulia dengan baik,... cukup saya lah yang jadi korban, hehehe,....

HARI yang IBADAH lah,.... T_T,.....

Udah masuk kimia dah dapet ape aja loh….? ( refleksi satu semester di kimia )

Jujur, kimia kau anggap jadi pelarian karena saya prediksikan saya tak masuk prodi matematika yang jadi primadona di FMIPA. Meski saya punya latar Astronomi yang bisa menunjang (tidak nol banget lah), tapi rasanya tak sregh di Indonesia ini, apalagi Fisika terkenal banyak mata kuliah yang susah sampai harus double hattrick segala. Makanya, kimia lah jadi pilihan utama.

Minder pasti selalu ada, apalagi sekelas dengan anak-anak olimpiade yang sudah melanglang buana ke luar negeri. Mereka sungguh expert, mengerjakan PR jam min 1 ja mereka pasti bisa, apalagi yang suka ngetag reaksi-reaksi kimia yang aneh, membuat semakin low profile. Minggu-minggu awal begitu benar-benar tak ada tujuan yang jelas memasuki kimia mau jadi apa.

Sampai pada suatu hari, ada kuliah pengenalan “Senyawa Organik Monofungsi” dari Prof. Sjamsul Arifin Achmad, perlu diketahui beliau ini telah berkuliah di FK UI tapi keluar dan memilih belajar ilmu kimia di University of New South Wales. Dari penuturannya, begitu menggugah, betapa kayanya Indonesia dengan bahan-bahan organik yang dapat bermanfaat untuk kemanusiaan. Mengisolasi senyawa baru di dunia dan mengetahui manfaatnya. Dipaparkan, beliau telah mengisolasi senyawa Indonesiol, Artoindonesianin yang beraneka seri. Yang berkesan saat digambarkan Quinine (obat malaria) dan Quinidine (obat jantung), bedanya sederhana cuma letak atom H yang cis dan trans, tapi menghasilkan fungsi yang sangat berbeda, Subhanallah….

Kimia analitik lebih parah lagi, seharian nitrasi gak kelar-kelar. Awalnya seperti itu, tapi setelah mengetahui tips dan trik perhitungan aliquot yang terkadang membingungkan dan tak logis, ilu ini penuh dengan warna. Penophtalein yang bikin pink, atau KI dan amilum yang bikin ijo sampai ada larutan seperti jamu juga, hahaha …. Bikin ngiler deh, apalagi pas praktikumnya bulan puasa.

Struktur dan Ikatan Kimia, sepertinya ini yang jadi pamaeh. Saya tanya ke tingkat sebelumnya, ternyata yang dapat nilai A pun belum tahu aplikasinya dimana. Abstrak katanya. Saya pun iya begitu, makanya saya tercatat paling sering tidur jam kuliah ini. Pas Pak made tuh, biasa aja kalo tidur ga di apa-apain. Lha ini pak vei, saya lagi tidur pake ditunjuk segala suruh nerangin. Blank lah ga bisa apa-apa. Ugh, SIK kenapa kamu susah amat sich…..?

Kemampuan seorang chemist tentunya harus ditunjang dengan kecekatannya dalam berhitung, maka perlulah matematika sains, beruntunglah yang dapat Bu Nuning yang katanya paket A. tapi, miskomunikasi menyebabkanku harus terlempar ke kelas sebelah. Kelas yang lebih menantang untuk dapat A, karena perjuangannya yang harus lebih ekstra dari kelas sebelumnya.

Satu semester di kimia berakhir sudah. Nilai-nilai sudah ada beberapa yang keluar. Apakah kamu masih kangen dengan mata kuliah bersangkutan …. ? silakan ambil lagi semester depan. Jika kamu sudah cukup puas, jadikanlah modal dasar-dasar itu untuk mengeksplor lebih dalam lagi. Niatkan semester depan, kau akan lebih baik dari ini, semoga ….
Kontemplasi terkadang perlu menyendiri untuk menghayatinya. ………….CHEM IS TRY……………

Bumi Allah, di deras hujan yang turun. 19 01 ‘10

di makan Sianida, rasain lo... !

Entah hari keberapa waktu itu...

dalam rangkaian MID (masa Interaksi Dasar) istilah keren nya kaderisasi di prodi KI.biasalah,kami harus sigap dan disiplin, tapi entah mengapa yang mereka mau tentang PBB (baris berbaris) hanya menitik beratkan kesiapan baris dalam hitungan yang cepat. jujur, saya dulu jadi gegeden Pramuka Gugus Depan 03083 ga ada baris pacepet2 kitu...

tapi... mungkin inilah mahasiswa, kataku dalam hati. suatu ketika, disuruh deh tuh namanya baris, si "master" (danlap panitia) berkata,"Kimia 2008, aku ingin kalian berbaris 5 banjar dengan aku sebagai pusat kalian"

OK, saia langsung bergegas bergerak sesigap yg saia bisa, selamat deh... dalam 5 hitungan saia dah beres berbaris rapi...

terus, ada lagi.... si master kembali ngasih komando, "Kimia 2008, aku ingin kalian berbaris 4 banjar dengan aku sebagai pusat kalian"

sontak, saia bingung nyari barisan, nyempal-nyimpil deh masuk barisan... hitungan udah abis, tapi gue masih nyempil blm rapi barisnya. dari situ, gue senyum2 kecil n berharap bisa gerak lagi, tapi, si master keburu lihat saya yang bergelagat "cengengesan" (padahal saia dah gini mukanya)...

si master kemudian teriak, "Kamu, pria... !" dengan tatapan melotot ke arah saia... (dalam hati brharap yg ditunjuk bukan saia)...

"iya kamu itu",kata master....

"iya saya?", masih berharap gue trhindar dari amukan tu master,
"kamu maju ke depan",katanya. alamak... mampus deh gue...

dengan berat hati, saia langkahkan kakiku setapak demi setapak...

si master kemudian memanggil,"Sianida.... kondisikan... !"

sianida adalah sandi buat para keamanan yang pasang tampang serem...

saia kemudian dibawa ke daerah isolasi jauh dari unsur-unsur lainnya... disekelilingku, bertebaran sianida yang siapa memangsaku dengan sejuta pertanyaan (pedahal dikit ko)

sekitar 6 sianida menggerumuniku, satu persatu bertanya pada saia...

sianida 1 : kamu... sadar apa kesalahan kamu...
Teknesium : siap kak tahu...

sianida 1 : apa?
Teknesium : "Cengengesan" kak... (sekali lg gw nekanin k yg baca...muka gw emang gini)

sianida 2 : knapa km senyum2
Teknesium : siap kak, replek...

sianida 1 : apa km bilang...? refleks,,>? ga ada senyum yg refleks, senyum tuh dari hati... (sambil teriak tuh org)
Teknesium : (tetep aja mampang muka cengengesan, da emang geus kieu.. bodo ah)

sianida 2 : coba kamu sekarang senyum dengan 7 variasi...!
Teknesium : (dlm hati, ngapain senyum kalo ga da yg lucu... org gw lagi dimarahin... yg ada tegang lah mbak... !)

sianida 3 : kenapa km diem...? tadi senyum2,.... sekarang disuruh... diem aja...
Teknesium : (tetep pasang muka "cengengesan")

sianida 4 : km tuh ya... ga bisa serius...
Teknesium : siap bisa kak...

Sianida 5 : mana...?
Teknesium : (dlm hti, mw nya apa ni senior...?)

sianida 2 : km tw tiap ksalahn gmn...?
Teknesium : siap kak, ada konsekwensinya...

sianida 5 : bagus, km tw... km mw nya apa?
Teknesium : siap, hitung unsur kak...

sianida 3 : yakin bisa...?
Teknesium : siap kak...

sianida 1 : OK, coba !
Teknesium : Hidrogen... helium... litium...berilium.. boron.. karbon...nitrogen...oksigen... plour...neon..natrium...magnesium...almunium...silikon..pospor...sulpur..klor... argon... kalium...kalsium...skandium...titanium...Vanadium... krom..mangan...kobal.. nikel...

sianida 4 : salah salah... ulangi...!
Teknesium : Hidrogen... helium... litium...berilium.. boron.. karbon...nitrogen...oksigen... plour...neon..natrium...magnesium...almunium...silikon..pospor...sulpur..klor... argon... kalium...kalsium...skandium...titanium...Vanadium... krom..perum...cuprum...

sianida 2 : udah... udah ... salah... kamu ga bisa y?
Teknesium : siap kak, sudah berusaha...

sianida 3 : karena km td ga bs, sekarang apa konsekwensi nya?
Teknesium : siap terserah kakak... (bingung gw msti ngapain)

sianida 5 : loh kok tersereh...?
Teknesium : siap iya kak...

sianida 3 : Ok, kalo begitu kamu mau terjun dari Lt4 gd. kimia?
Teknesium : (diam termenung, karna diam adalah EMAS).

sianida 2 : jawab, kok diam...? katanya terserah....

dan kata2 apa lagi gw lupa kelanjutan nya... gw diemin aja, ntar jg beres sndiri...
trakhir tuh sianida capek juga... gw disuruh mimpin PBB di depan... kembali deh ke habitat semula...

kesan hari itu ; SENYUM MEMBAWA PETAKA....

masihkah kau dustakan...?

hari kedua SNMPTN, saya seperti biasa.... jalan2 k kampus bwt braktifitas FBan yg ga jelas....
ketika saya berjalan di lapang sipil... ada sekelompok orang yg brjalan lelet (biasa nya anak ITB cepet2 jalan nya... kayak di kejar jurig) ternyata... yg berjalan itu... siswa2 yg mau tes SNMPTN... mereka bukanlah peserta yg sembarangan....mereka.... orang2 yg istimewa... berani... tangguh ... dll...

sejenak aku terhenyak... miris melihat mereka... terenyuh ( kalo minjem istilah si fuad) meski mereka memiliki keterbatasan fisik... yaitu low vision... sempat terdengar... mereka mengobrol dengan begitu tanpa hambatan nya... menjelang tes mereka begitu easy going... beda dgn anak2 normal yg saya temui... mereka trlihat tegang n malah garang gusuh teu puguh.... subhanallh... bereka sungguh berani brsaing dgn orang2 normal dgn soal yg sama... begitu ga imbang... menurut saya pribadi, tak sepantasnya mereka mengerjakan soal yang sama dan peluang yang disamaratakan dengan orang normal. mestinya mereka dapet soal yang berbeda dan brsaing dgn sesamanya, diknas harusnya menyediakan kursi khusus bagi mereka, demi menjamin nya keadilan akses pendidikan bagi seluruh warga negara. mana aplikasi UUD dasar 45 nya? kok pemerintah spt menutup mata?

di koran2 pun diberitakan, mereka merasa ksulitan dalam mengerjakan soal nya, apalagi ada soal TPA yg terang2an menampilkan soal yang menutup mereka dapat mengerjakan nya... huh... kok bisa panitia ngasih soal gt? kalo saya mentri diknas nya, saya tak tega ngasih soal gt pada mereka.

dari kerasnya perjuangan mereka mendapatkan kursi PTN, apakah kita sebagai orang normal masih kalah dengan mereka? sepatutnya kita bisa maksimal dan lebih lagi. bagaimana semangat mereka... harus kita adaptasi... dan mw ditularinya... hentikanlah kedustaan kita untuk menutup mata...
mereka bisa... masa kita kalah...? keluarkan kemampuan maksimal kita... janganlah menyerah pada keadaan... tiap ada kesulitan pasti ada kemudahan... nilai2 perjuangan mereka benar2 menjadi inspirasi... semoga Allah memberi yang terbaik pada mereka ya Allah... makhluk-Mu yang begitu tangguh... subhanallah...

Jam Sekarang Coy