Jumat, 14 Desember 2012

Surat Malam Untuk Presiden, Dari Kumpulan Status Jadilah Buku


“Lebih baik dipenjara karena menulis buku ini. Jika tidak ditulis, malah akan membuat terpenjara selamanya.”
Panggung telah terisi dua pembicara, yaitu Aat Suratin dan Tisna Sanjaya. Keduanya hadir sebagai pembicara bedah buku “Surat Malam Untuk Presiden”, karya Acep Iwan Saidi. Kursi yang berjejer depan panggung awalnya masih sepi pengunjung. Bedah buku ini terlaksana Rabu (3/10) di Gedung Landmark Jalan Braga, Bandung. Diskusi bedah buku ini dimoderatori Dian Galuh Purba.
Beberapa menit berlalu, peserta diskusi sudah cukup ramai mengisi kursi yang disediakan. Lebih kurang lima puluh orang pendengar hadir di diskusi ini. Belum termasuk pengunjung pameran buku yang datang sebentar, atau mendengar sebagian-sebagian saja. Bedah buku ini merupakan rangkaian kegiatan Pameran Buku Bandung 2012.
Buku ini ditulis pengarang yang katanya hasil dokumentasi ratusan status Facebook. Tentunya, status yang dibuat merupakan hasil tulisan yang terkonsep terlebih dahulu. Status facebook yang oleh beberapa orang dijadikan dijadikan sebagai tempat curhat, mengeluh, dan meluapkan perasaan yang sedang dirasakan. Tapi penulis, menjadikannya sebagai penyampai kritik dan pemikiran dalam kehidupan sosial yang cerdas dan bernas. Bagi penulis, menulis status Facebook, seperti melulis buku. Karena, ternyata perlu referensi pula untuk tulisan statusnya itu untuk menanggapai beberpa komentar orang yang serius. Oleh karenanya, membaca buku ini, pembaca seperti diajak berdialog dengan penulis statusnya. Jangkauan bahasan buku ini pun menjadi meluas karena orang yang menanggapi status. Pembaca akan dimanjakan isi pikiran lain, tidak hanya pikiran si penulis.
Dalam bedahan buku ini, Aat Suratin menekankan benar-benar kritik yang membangun dan kritik yang menjatuhkan. Kritik yang bersifat empatif, bahasanya akan sampai ke hatinya karena kritik terbit dari kejujuran. Berbeda dengan kritik yang emosional, bukan malah akan memberikan perbaikan pada sasaran kritik, tapi malah semakin menjadi.
Pemilihan sampul buku berupa gambar mesin ketik, dimaksudkan bahwa suatu proses menulis dengan mesin ketik, membutuhkan pola fikir sistemik yang terasah, disiplin, sehingga apa yang akan dituliskan itu telah tersusun sebelumnya dan mengalir dengan baik mengikuti alurnya. Mesin ketik pula, memiliki daya magis yang beda bagi beberapa penulis.
Isi buku ini, sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada presiden semata, tetapi ditujukan pula untuk para pemimpin lainya seperti gubernur, walikota, bupati dan pejabat publik lainnya. Pemimpin di Indonesia sekarang, tidak cukup hanya dibekali kemampuan manajemen yang baik, kemampuan ini mungkin perlu bila yang dipimpinya pabrik. Tapi, seorang pemimpin di Indonesia apa lagi presiden, kemampuan yang harus dimilikinya haruslah seperti konduktor. Kemampuan konduktor yang dapat memainkan harmoni berbagai nada yang beda dan dari alat yang berbeda. Peran inilah yang harus dimainkan pemimpin Indonesia untuk memimpin Indonesia yang beragam ini.
Sosok pemimpin ideal pun digambarkan penulis dalam buku ini bak metamor Arok dalam karya Pramoedya. Sosok ini dilahirkan dari kaum bawah, satria, dan santun pada yang dipimpinnya
Tisna Sanjaya di sela diskusi ini pula membacakan puisi yang begitu indah, sembari membagikan Pisang Raja Bulu pada beberapa peserta yang hadir di bedah buku ini.
Sikap apa yang harus dibangun setelah membaca buku ini ?
Orang yang membaca buku ini dapat merdeka. Ibaratnya, buku ini seperti menjual benih, ketika kita telah membelinya, maka benih itu adalah miliki kita, dan kita dapat mengambil manfaat dari benih itu bila kita merawat dan menumbuhkannya dengan baik. Begitu pula dengan buku ini, pembacanya akan dibekali benih untuk menumbuhkan tulisan yang berkwalitas yang menjadi miliknya sendiri.

Mahasiswa Kanazawa University Kembali Kunjungi ITB


“Dalam penerimaan ini, ada kejadian yang lucu, disaat Kordinator kemahasiswaan Dr. Indra Noviandri mengabsen tingkat berapa saja mahasiswa Kanazawa ini, ada seorang mahasiswa yang tertidur. Kemungkinan, yang bersangkutan mengalami kelelahan atau jetlag. Kemudian teman di sampingnya membangunkan dengan menepuk bahunya. Bangun dengan terkaget, sambil “mengumpulkan nyawa”, mahasiswa ini pun celingukan. Setengah sadar, tiba-tiba ia dipaksa mengacungkan tangan oleh teman di sampingnya, sebagai tanda diabsen. Raut mukanya yang masih mengantuk membuat seluruh mahasiswa yang hadir secara spontan tertawa kecil dengan tingkah lucunya.”
Sebanyak 18 Mahasiswa sains komputasi Kanazawa University yang berasal dari berbagai tingkat di program sarjana dan tahun pertama program magister, kembali berkunjung ke FMIPA ITB. Setahun lalu, universitas ini juga mengirimkan beberapa mahasiswanya. Lima diantaranya yang datang tahun ini, pernah datang pula di tahun yang lalu. Selama dua pekan, rombongan Kanazawa ini akan mengikuti rangkaian perkuliahan, cultural trip, dan kegiatan lain yang dirancang FMIPA.
Selama di ITB, para mahasiswa Kanazawa ini akan ditemani oleh mahasiswa sarjana FMIPA wakil dari himpunannya (Matematika, Kimia, Astronomi dan Fisika) untuk mengenalkan lebih dekat ITB, Kota Bandung dan kebudayaannya, serta membantu mahasiswa Kanazawa bila ada kesulitan.
Penerimaan secara resmi dilakukan di ruang rapat fakultas pada Kamis 13 September 2012. Hadir dalam penerimaan ini Dekan FMIPA Prof. Dr. rer. nat. Umar Fauzi, Kaprodi Fisika Dr. Euis Sustini, Koordinator kemahasiswaan Dr. Indra Noviandri, dan Kaprodi Sains Komputasi Dr. M. Abdulkadir Martoprawiro, serta dosen alumni Kanazawa Dr. Acep Purqon.
Dalam sambutannya, dekan menyampaikan ucapan selamat datang di Kota Bandung dan ITB. Beberapa hal yang sangat berbeda antara Indonesia dan Jepang, harus diperhatikan oleh para rombongan, utamanya cita rasa makanan antara Indonesia dan Jepang.
Makanan menjadi momok yang disoroti oleh Dr. Indra, beberapa mahasiswa yang datang tahun lalu, memiliki masalah dengan perutnya. Oleh karenanya, mahasiswa asing ini disarankan memilah-milah tempat makanan dan rasanya tidak terlalu pedas. Ia pun akan membekali para tamu ini dengan karbon aktif (norit) sebagai zat penyerap pengotor agar perut tetap “bersahabat”.
Dalam penerimaan ini, ada kejadian yang lucu, disaat Kordinator kemahasiswaan Dr. Indra Noviandri mengabsen tingkat berapa saja mahasiswa Kanazawa ini, ada seorang mahasiswa yang tertidur. Kemungkinan, yang bersangkutan kelelahan atau jetlag. Kemudian teman di sampingnya membangunkan dengan menepuk bahunya. Bangun dengan terkaget, sambil “mengumpulkan nyawa”, mahasiswa ini pun celingukan. Setengah sadar, tiba-tiba ia diminta mengacungkan tangan oleh teman di sampingnya, tanda diabsen. Raut mukanya yang masih mengantuk membuat Seluruh mahasiswa yang hadir pun secara spontan tertawa kecil dengan tingkah lucunya.
Pemaparan FMIPA secara singkat dan jelas, tidak lupa disampaikan. Dari mulai sejarah, struktur kurikulum, kolaborasi dengan berbagai universitas di luar negeri, para tamu special yang datang berkunjung, juga riset grup yang berada di lingkungan FMIPA. Salah satunya program double degree S2 Sains Komputasi ITB dengan Kanazawa University. Komputasi sains menjadi pilar ketiga dalam ilmu pengetahuan, selain teori dan praktik. Oleh karenanya, bidang ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan di masa kini.
Acara dilanjutkan makan bersama, ramah tamah dan beristirahat sejenak. Mahasiswa kanazawa selanjutnya diajak berkeliling kampus dan mengikuti kuliah khusus tentang nanoteknologi.

Minggu, 26 Agustus 2012

SUSAH-SUSAH GAMPANG BELAJAR BAHASA KOREA


daripada ga manfaat dibaca sama penilai saja. saya posting deh,...
Tugas Akhir Non-Member HKLCB
Kelompok :
Iman Faith
Ihsan Budi Rachman
Sri Lestari Ridhati
David Leonardo

Sejak booming-nya K-drama, K-pop, dan yang menyertainya, bahasa korea semakin digandrungi orang-orang, terutama yang terkena demam Hallyu Wave. Sebelumnya, Korea belum menjadi negara yang diperhitungkan di dunia. Akan tetapi, setelah Olimpiade  Seoul dan Piala Dunia, seluruh dunia secara bertahap mulai mengenal Korea. Saat ini, Korea juga dikenal dengan perkembangan dalam bidang IT (Information Technology)-nya. Faktor utama adalah drama dan Film Korea masuk ke pasar Internasional, sehingga menjadi wabah di seluruh dunia (Hallyu Wave) maka, semakin banyak orang ingin mengetahui tentang Korea. Seiring berkembangnya keingintahuan masyarakat tentang Korea, jumlah orang asing yang berminat mempelajari bahasa Korea pun bertambah, bahkan saat ini di Indonesia pun semakin banyak orang yang ingin mempelajari bahasa Korea. Tidak jarang mereka pun belajar secara otodidak dari drama, film, maupun lagu yang mereka tonton dan dengarkan. Biasanya, mereka pun tertarik untuk belajar bahasa Korea, karena hurufnya yang unik.
Belajar bahasa Korea termasuk susah susah gampang, karena bagi yang baru pertama belajar pastilah merasa sangat asing, tetapi ketika kita telah mengetahui huruf - huruf dasar, belajar bahasa Korea akan semakin mudah (yang kami maksud disini adalah Hangeul). Berbeda dengan bahasa lain, sebut saja mandarin dan kanji yang hurufnya begitu banyak dan tiap simbol mempunya makna yang khusus dalam bahasa mereka, meskipun sebenarnya di Korea pun dikenal huruf kanji, namun saat ini, huruf kanji jarang digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Kelebihan Bahasa Korea terletak pada tulisan bahasa Korea yang sangat bermakna bagi bangsa Korea. Di kemudian hari, nama tersebut diubah menjadi bahasa Korea (Hangeul), yang merupakan bahasa utama dan telah dipakai sampai saat ini. Sangat menyenangkan untuk belajar bahasa Korea, hal ini disebabkan sistem simbol fonetik yang terdiri atas 14 kosonan dan 10 vokal, simbol ini dapat digabungkan untuk membentuk kelompok kelompok suku kata yang berjumlah banyak.  Sistem alfabet ini sederhana namun sistematis dan bersifat menyeluruh,  serta dianggap sebagai salah satu dari sistem penulisan paling ilmiah di dunia. Bahasa Korea sangat unik dan menarik, terletak ketika mendengar pelafalannya dan dikenal sebagai bahasa yang sopan. Hal ini terlihat pada pilihan kata yang dipakai dalam bahasa Formal dan Informal. Bahasa Formal lebih sering digunakan dalam situasi formal dan bila sedang berbicara dengan pihak yang lebih tua. Sedangkan, bahasa Informal lebih sering digunakan dengan teman sebaya dan kepada pihak yang lebih muda. Di Korea sangat menjujung sekali perbedaan umur dan perbedaan posisi (misalnya dalam pekerjaan). Dalam berkomunikasi harus mengetahui penggunaan yang tepat, dipakai untuk orang-orang yang sudah akrab dengan lawan bicaranya, atau orang yang lebih tua kepada yang lebih muda. 
Selain kelebihan dalam belajar bahasa bahasa Korea, juga memiliki kekurangan yang terletak pada huruf Hangeul dalam bahasa Korea. Hal ini disebabkan huruf Hangeul memiliki bentuk yang berbeda dan cukup unik. Bentuknya yang tidak biasa, maka huruf Hangeul sangat sulit dipelajari dan dimengerti baik dalam membaca Hangeul maupun dalam mengucapkannya dalam aksen bahasa Korea. Selain huruf Hangeul, struktur kata yang sangat berbeda pun menjadi alasan sulitnya bahasa Korea, menurut studi  linguistik dan etnologi telah mengklasifikasikan bahasa Korea dalam rumpun bahasa Altaic, yang mencakup bahasa Turki, Mongol, dan Tungus-Manchu. Rumpun bahasa Altaic ini, penempatan predikat dalam kalimat berada di akhir, berbeda dengan bahasa Indonesia yang predikatnya ditempatkan setelah subjek, hal inilah yang menjadikan cukup sulitnya bahasa ini dipelajari. Pemahaman kalimat dan konjugasi kata kerja yang banyak membuat bahasa Korea bukan bahasa yang mudah diserap dengan cepat. Memang terasa unik kalau melihat tulisan Korea, tetapi kalau sudah mengerti sangat mengasyikkan bahkan bisa menjadikan kita lebih bersemangat untuk terus belajar bahasa Korea yang perlu diperhatikan adalah teori dasar dalam pola kalimatnya dalam Belajar Bahasa Korea
Berbeda dengan sejarah bahasa Korea, bahasa Indonesia adalah bahasa asli di sekitar Selat Malaka. Pada tanggal 28 oktober 1928, bahasa Melayu yang demokratis atau tidak mengenal tingkatan-tingkatan, menjadi bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya, kemudian diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah di Nusantara, sehingga terdapat hubungan saling mengisi dengan bahasa daerah. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara menempati tingkatan skala teratas bagi seluruh bangsa Indonesia. Setiap warga negara Indonesia wajib untuk berbahasa Indonesia. Namun pada kenyataannya, sampai saat ini, masih ada yang belum berbahasa, maupun mengenal bahasa Indonesia, terutama suku asli pedalaman. Bahasa-bahasa daerah di seluruh kepulauan Indonesia berfungsi sebagai pendukung dalam pengembangan bahasa Indonesia di samping fungsinya sebagai alat komunikasi antar suku dan pengembangan kebudayaan daerah. 
            Kelebihan Bahasa Indonesia terletak pada bunyi, tata kata dan struktur kalimat berbentuk SPOKyang mudah dimengerti. Perbedaannya terletak pada cara membentuknya, cara melagukannya, jumlah unsur yang membentuknya, kesan atau tanggapan yang mengikuti kalimat itu. Bila diperhatikan susunan kalimat bahasa Indonesia Nampak jelas persamaannya dengan bahasa Melayu, lebih-lebih dalam perbendaharaan kata-katanya, karena bahasa Melayu mendasari Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki huruf abjad 26  dari a sampai z yang lazim dipakai pada bahasa Inggris yang mudah sekali untuk mengingatnya. Dalam bahasa Indonesia juga dipakai bahasa Formal dan Informal dan menjujung sekali perbedaan umur dan perbedaan posisi misalnya antara pegawai dengan atasannya. Dalam berkomunikasi berbahasa Indonesia tidak mengenal adanya tingkatan, akan tetapi semuanya sama misalnya ucapan terimakasih yang dapat diucapkan kepada semua orang. Bahasa Indonesia lebih mudah jika dilihat dari ilmu fonologi biasanya menggunakan tulisan latin, sedangkan dalam bahasa Korea menggunakan tulisan Kanji.
            Selain kelebihan dalam belajar bahasa bahasa Indonesia, juga memiliki kekurangan yang terletak pada tanda baca pada sebuah kalimat. Biasanya orang selalu salah dalam mengucapkan, karena tidak memperhatikan tanda baca dan struktur kalimat yang tidak benar baik dalam imbuhan maupun dalam akhiran dalam sebuah kalimat. Orang seringkali bingung ketika belajar bahasa Indonesia karena tidak memperhatikan imbuhan dan akhiran bahkan tidak memperhatikan kalimat formal maupun kalimat informal.
            Dari pengalaman belajar di Homey Korea Language Club Bandung (HKLB) inilah sekarang kami faham ternyata belajar bahasa Korea itu gampang-gampang susah. Akan sulit sekali ketika di awal-awal, tetapi bila kita telah memahami dasarnya dengan baik, maka mempelajarinya ditingkat lanjut akan mudah bila dipelajari dengan kesungguhan.

Rabu, 25 Januari 2012

tips membuat paspor part 2-selesai

Tips membuat Paspor 2-end
paspor
Nah, setelah membaca bagian pertama, lanjut ke yang kedua ini ya. Jum’at 26 Agustus setelah aplikasiku ditolak karena ada perbedaan nama, saya pun langsung mencoba mendatangi Kantor Kepala Desa ba’da Jum’atan. Saya kesana jam 13 lebih, dan kator telah sepi (maklum mau cuti bersama) dan yang stand by, hanya ibu-ibu yang bertanggungjawab kebersihan kantor. Ibu itupun berkata, sudah pada pulang, coba dari jam Sembilan pagi katanya (ya kali, saya nyampe rumah saja jam 11 lebih). Ibu itupun menyarankan saya mendatangi rumah Mang Ceceng (kebetulan masih kerabat dekat), ternyata yang bersangkutan tidak ada di tempat. Ada istrinya, dan menyarankan ke kantor saja sehabis libur Idul Fitri.
                Sepuluh hari kemudian, Senin tanggal 5 September saya datangi lagi Kantor Kepala Desa Dewasari. saya dibonceng naik motor dengan kakak berangkat jam Sembilan pagi. Alhamdulillah, sudah ada pegawai yang masuk, dan saya ceritakan keperluan saya. Bapak yang satu ini, akan mengelurkan surat keterangan perubahan nama untuk pengantar ke kecamatan. Ternyata, untuk mengetik satu lembar surat, perlu waktu yang lama, satu jam coba, padahal formatnya sudah ada dan tinggal ganti-ganti identitasnya saja (husnudzon, mungkin kompi nya lemot). Surat pun jadi, karena Pak Kades belum masuk, ditandatangan saja oleh yang ada disana. Saya pun membayar Rp. 5.000 untuk kinerja petugas ini, dan bukan masuk saku, ternyata di desa ini ada tempat penampungnya, sehingga jelas penerimaannya.
                Motor pun kembali melaju ke kantor Kecamatan Cijeungjing yang terletak tepat didepan Gapura Selamat datang gerbang Ciamis sebelah timur. Kantor masih sepi (pada masih cuti apa?), tapi loket pembuatan keperluan kependudukan (KTP,KK dll) yang terletak didepan, sudah ada satu ibu yang stand by. Dengan dandanan yang cukup menor si ibu bertanya ada keperluan apa. Setelah saya utarakan maksud saya, dan saya serahkan Kartu Keluarga yang namanya berbeda itu dan pengantar dari desa. Ternyata, pengantar dari desa tidak terpakai dan malah dikembalikan lagi ke saya. Jadi, patokan jika ingin mengubah nama, serahkan saja kopian akta kelahiran, yang memang dokumen resmi dan mahal membuatnya.
                Cukup cepat ibu ini mengerjakannya, mungkin sepuluh menitan, kartu Keluarga baru pun sudah ditangan dan saya bayar Rp. 8.000 (sudah termasuk sumbangan PMI seribu). saya pun berterimkasih pada ibu itu dan langsung berangkat ke Ciawi.
                Masih dengan menggunakan motor, dengan kecepatan sedang terus melaju sampai menemui jembatan laying Rajapolah, dari sinilah pertemuan jalur dari cihaurbeuti dan tasik Kota. Karena sedang masa arus balik, alhasil macet parah dari jalan ini menuju Ciawi. Dijalan, terlihat penjual yang menawar-nawari jualannya pada para pemudik. Dengan cekatan, selap selip dan susuruduk ke pinggir jalan yang rinjul, Alhamdulillah sampai juga di kantor imigrasi jam sebelas lebih sepuluh menit. Penutupan penerimaan aplikasi tutup jam dua belas, masih sempat.
                Aplikasi pun saya susun dengan rapi dan berurutan, saya serahkan ke petugas di loket. Aku pun diminta menunggu, beberapa menit kemudian petugas memanggil dan meminta dokumen asli untuk kepastian. Setelah semua dokumen cocok, petugas menyerahkan nomor antrian ke 8 dan selanjutnya ke loket pembayaran Rp. 255.000
                setelah bayar, menunggu dipanggil wawancara, deg-degan takut ditanya macam-macam dan hawatir aplikasinya ditolak lagi. Saya pun dipanggil, dan diminta berpose untuk pengambilan foto di paspor, karena saya memakai kaos, petugas meminta saya pakai batik yang telah tersedia (berbada dengan aini, yang malah di nye nye nye nye dan balik lagi untuk ganti kostum). Pemotretan selesai dan langsung diminta untuk melihat hasilnya, jika kurang ok dapat diulangi kok. Setelah itu, pengambilan sidik jari, hi tech yang ini, tinggal temple-tempelkan ke alatnya.
                Wawancara seputar pertanyaan yang di formulir yang saya isikan sebelumnya. kalo bener, si pewawancara bakal nyeklis. Pas bagian kenapa ingin membuat paspor, saya jawab saja sekenanya, mau exchange ke jepang. untung tuh petugas ga nanya LoA universitasnya, kalo ia minta, matilah awak,… he2
                Sudah deh, langsung pulang dan datang lagi seminggu setelahnya, untuk ngambil paspor baru. bisa diwakilkan juga, asal pake surat kuasa, Alhamdulillah ya, cepet banget bikin paspor di lembur, tinggal ke luar negerinya aja, tiket administrasinya, sudah dapat. Go fight, ABROAD 2013,… Amin

Jam Sekarang Coy