Tips membuat Paspor 2-end
paspor |
Sepuluh hari kemudian, Senin tanggal 5 September saya datangi lagi Kantor Kepala Desa Dewasari. saya dibonceng naik motor dengan kakak berangkat jam Sembilan pagi. Alhamdulillah, sudah ada pegawai yang masuk, dan saya ceritakan keperluan saya. Bapak yang satu ini, akan mengelurkan surat keterangan perubahan nama untuk pengantar ke kecamatan. Ternyata, untuk mengetik satu lembar surat, perlu waktu yang lama, satu jam coba, padahal formatnya sudah ada dan tinggal ganti-ganti identitasnya saja (husnudzon, mungkin kompi nya lemot). Surat pun jadi, karena Pak Kades belum masuk, ditandatangan saja oleh yang ada disana. Saya pun membayar Rp. 5.000 untuk kinerja petugas ini, dan bukan masuk saku, ternyata di desa ini ada tempat penampungnya, sehingga jelas penerimaannya.
Motor pun kembali melaju ke kantor Kecamatan Cijeungjing yang terletak tepat didepan Gapura Selamat datang gerbang Ciamis sebelah timur. Kantor masih sepi (pada masih cuti apa?), tapi loket pembuatan keperluan kependudukan (KTP,KK dll) yang terletak didepan, sudah ada satu ibu yang stand by. Dengan dandanan yang cukup menor si ibu bertanya ada keperluan apa. Setelah saya utarakan maksud saya, dan saya serahkan Kartu Keluarga yang namanya berbeda itu dan pengantar dari desa. Ternyata, pengantar dari desa tidak terpakai dan malah dikembalikan lagi ke saya. Jadi, patokan jika ingin mengubah nama, serahkan saja kopian akta kelahiran, yang memang dokumen resmi dan mahal membuatnya.
Cukup cepat ibu ini mengerjakannya, mungkin sepuluh menitan, kartu Keluarga baru pun sudah ditangan dan saya bayar Rp. 8.000 (sudah termasuk sumbangan PMI seribu). saya pun berterimkasih pada ibu itu dan langsung berangkat ke Ciawi.
Masih dengan menggunakan motor, dengan kecepatan sedang terus melaju sampai menemui jembatan laying Rajapolah, dari sinilah pertemuan jalur dari cihaurbeuti dan tasik Kota. Karena sedang masa arus balik, alhasil macet parah dari jalan ini menuju Ciawi. Dijalan, terlihat penjual yang menawar-nawari jualannya pada para pemudik. Dengan cekatan, selap selip dan susuruduk ke pinggir jalan yang rinjul, Alhamdulillah sampai juga di kantor imigrasi jam sebelas lebih sepuluh menit. Penutupan penerimaan aplikasi tutup jam dua belas, masih sempat.
Aplikasi pun saya susun dengan rapi dan berurutan, saya serahkan ke petugas di loket. Aku pun diminta menunggu, beberapa menit kemudian petugas memanggil dan meminta dokumen asli untuk kepastian. Setelah semua dokumen cocok, petugas menyerahkan nomor antrian ke 8 dan selanjutnya ke loket pembayaran Rp. 255.000
setelah bayar, menunggu dipanggil wawancara, deg-degan takut ditanya macam-macam dan hawatir aplikasinya ditolak lagi. Saya pun dipanggil, dan diminta berpose untuk pengambilan foto di paspor, karena saya memakai kaos, petugas meminta saya pakai batik yang telah tersedia (berbada dengan aini, yang malah di nye nye nye nye dan balik lagi untuk ganti kostum). Pemotretan selesai dan langsung diminta untuk melihat hasilnya, jika kurang ok dapat diulangi kok. Setelah itu, pengambilan sidik jari, hi tech yang ini, tinggal temple-tempelkan ke alatnya.
Wawancara seputar pertanyaan yang di formulir yang saya isikan sebelumnya. kalo bener, si pewawancara bakal nyeklis. Pas bagian kenapa ingin membuat paspor, saya jawab saja sekenanya, mau exchange ke jepang. untung tuh petugas ga nanya LoA universitasnya, kalo ia minta, matilah awak,… he2
Sudah deh, langsung pulang dan datang lagi seminggu setelahnya, untuk ngambil paspor baru. bisa diwakilkan juga, asal pake surat kuasa, Alhamdulillah ya, cepet banget bikin paspor di lembur, tinggal ke luar negerinya aja, tiket administrasinya, sudah dapat. Go fight, ABROAD 2013,… Amin